Pemberontak Komunis Filipina Lanjutkan Perang Gerilya

Reporter

Kamis, 2 Februari 2017 16:49 WIB

Anggota pemberontak komunis Tentara Rakyat mengikuti upacara sebelum konferensi pers klandestin dii pegunungan Sierra Madre, Filipina, 23 November 2016. AP/Aaron Favila

TEMPO.CO, Manila - Pemberontak komunis Filipina mengatakan kelompoknya akan mengakhiri gencatan senjata sepihak yang menyatakan lima bulan lalu dan akan melanjutkan perang gerilya yang sudah merenggut puluhan ribu nyawa.

Sayap bersenjata komunis, Tentara Baru Rakyat (NPA) mengatakan pada Rabu, 1 Februari 2017, gencatan senjata yang disepakati sejak 28 Agustus 2016, akan dihentikan pada 10 Februari 2017. Namun, kelompok itu masih mendukung perundingan damai dengan pemerintah pimpinan Presiden Rodrigo Duterte.

Berita terkait:
Filipina dan Pemberontak Komunis Sepakati Gencatan Senjata
Ribut PKI, Pemberontak Komunis Filipina Dirangkul Duterte
Partai Komunis Filipina Bakal Dapat Jatah Kursi Menteri

"Berdasarkan pengalaman kami dan pihak lain, negosiasi dapat dilakukan saat pertempuran sehingga bisa segera mencapai kesepakatan yang sah untuk menyelesaikan penyebab konflik bersenjata dan meletakkan dasar untuk keadilan dan perdamaian yang abadi," kata juru bicara NPA, Ka Oris dalam satu pernyataan.

Seperti yang dilansir Manila Bulletin pada 1 Februari 2017, NPA juga mengatakan tindakan itu dilakukan karena pemerintah gagal memenuhi kewajibannya untuk memberikan pengampunan dan membebaskan semua tahanan politik.

NPA juga menuduh pemerintah memanfaatkan gencatan senjata untuk menginvasi wilayah mereka.

Penasihat presiden dalam negosiasi damai, Jesus Dureza mengatakan, bahwa pihaknya kecewa dengan keputusan NPA secara sepihak. Padahal wakil dari kedua pihak telah sepakat melanjutkan pembicaraan gencatan senjata bilateral.

Didirikan pada tahun 1968, gerilyawan yang bermarkas di daerah pedesaan itu gagal dalam negosiasi untuk mengakhiri pemberontakan dan partisipasi mereka dalam pemerintah dengan enam presiden Filipina, termasuk Rodrigo Duterte.

MANILA BULLETIN|REUTERS|YON DEMA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya