Obama Tolak Kebijakan Trump yang Larang Imigran Masuk AS

Reporter

Selasa, 31 Januari 2017 07:15 WIB

Presiden Barack Obama (kanan) dan Michelle Obama menyambut Presiden AS terpilih, Donald Trump dan istrinya Melania untuk minum teh sebelum pelantikan di Gedung Putih, Washington, 20 Januari 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan dukungannya atas protes keras terhadap Presiden AS yang baru, Donald Trump.

Sebelumnya, Trump menandatangani surat perintah yang melarang imigran dari tujuh negara mayoritas muslim masuk ke negara Abang Sam tersebut.

Baca juga:


Imigran di Amerika, Pendiri Google Ikut Demo Anti-Trump
Donald Trump Larang Muslim ke AS, Gubernur New York Melawan


Seperti dikutip dari kantor berita NBC, Selasa, 31 Januari 2017, Obama melalui juru bicaranya, Kevin Lewis, menyambut baik berbagai aksi yang digelar oleh komunitas-komunitas di berbagai tempat. Menurut Obama, hal tersebut menunjukkan tingginya partisipasi warga AS.

"Publik menggunakan hak konstitusional mereka untuk berkumpul, berorganisasi, dan mengeluarkan pendapat agar didengar oleh presiden terpilih mereka. Hal itu merupakan sebuah hal yang kita harapkan terjadi ketika nilai-nilai AS tengah dipertaruhkan," kata Obama.

Presiden AS ke-44 tersebut juga membantah anggapan bahwa surat perintah Trump yang melarang imigran dari tujuh negara mayoritas muslim mirip dengan apa yang dilakukannya pada 2011. Saat itu, Obama melarang pemberian visa bagi pengungsi Irak selama enam bulan.

Obama menyatakan, "Sehubungan dengan adanya perbandingan terhadap kebijakan luar negeri Presiden Obama, seperti yang telah kita dengar sebelumnya, Presiden Obama tidak setuju dengan adanya diskriminasi terhadap individu-individu karena keyakinan atau agama mereka."

Simak juga:


Ratusan Warga Demo Bandara JFK, Tuntut Imigran Dibebaskan
Donald Trump Mengaku Tak Larang Muslim Masuk AS, Tapi..


Menurut kantor berita BBC, ratusan diplomat AS di seluruh dunia juga tengah menyusun kritikan resmi terhadap kebijakan Trump membatasi imigran tersebut. Sebuah "dissent cable" atau telegram ketidaksepakatan akan dikirimkan kepada Departemen Luar Negeri AS.

Draft telegram tersebut menyatakan bahwa pembatasan imigran tidak akan membuat AS lebih aman. Hal tersebut malah akan membuat umat muslim di seluruh dunia salah sangka terhadap AS. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan, telegram semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya.

NBC | BBC | ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya