Terkait Nuklir, Trump Jajaki Kurangi Sanksi Rusia

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 17 Januari 2017 03:46 WIB

Pekerja membentangkan bendera Amerika Serikat saat mempersiapkan panggung untuk digunakan dalam perayaan pelantikan presiden terpilih Donald Trump di Washington, AS, 13 Januari 2017. (Joe Raedle/Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump membuka peluang adanya keringanan sanksi bagi Rusia. Trump mengatakan sanksi bisa dikurangi dengan imbal balik kesepakatan soal penanganan senjata nuklir.

"Ada sanksi terhadap Rusia, mari lihat apakah kita bisa membuat beberapa kesepakatan dengan Rusia. Saya pikir seharusnya ada lebih sedikit senjata nuklir dan mereka harus menguranginya secara signifikan. Itu salah satu bagian (dari kesepakatannya)," kata Trump seperti dilansir dari CNN, Senin, 16 Januari 2017.

Pernyataan ini dibuat Trump wawancara bersama media Jerman, Bild, yang dipublikasikan pada Ahad, 15 Januari 2017. Selain membahas sanksi terhadap Rusia, Trump juga mempertanyakan eksistensi NATO, yang dinilainya telah usang.

Amerika Serikat dan Uni Eropa sebelumnya telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia karena telah merampas daerah Crimea dari Ukraina pada 2014. Sanksi itu diperpanjang selama enam bulan sejak Desember 2016 lalu.

Menanggapi pernyataan Trump, pihak Rusia mengatakan permasalahan sanksi itu belum dibahas. "Sanksi bukan merupakan pertanyaan dalam agenda kami, baik secara internal, ataupun dalam diskusi dengan partner internasional kami."

Dalam wawancara itu, Trump banyak membahas terkait isu politik negara lain. Selain NATO dan Rusia, kebijakan Jerman terhadap para pengungsi juga dia kritik. Trump bahkan membahas konflik di Timur Tengah.

Dalam topik itu, Trump mengatakan menantunya, Jared Kushner, bisa menjadi sosok penengah untuk mencari solusi konflik berkepanjangan. Kushner diketahui telah ditunjuk Trump sebagai penasihat senior presiden.

"Kamu tahu, Jared adalah orang yang baik. Dia akan membuat kesepakatan Israel yang semua orang tak bisa lakukan. Kau tahu, dia memiliki bakat alami, dia luar biasa, dia berbakat alami," kata Trump.

Pernyataan Trump sontak mendapat kecaman beberapa pihak. enteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menilai pernyataan itu tidak pantas dikeluarkan Trump.

EGI ADYATAMA

Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

19 September 2019

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

18 September 2019

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.

Baca Selengkapnya

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

7 September 2019

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.

Baca Selengkapnya