Kemlu AS Pecat Pegawai Gay, Kerry Minta Maaf  

Reporter

Selasa, 10 Januari 2017 07:06 WIB

John Kerry (tengah) tiba bersama putrinya, Alexandra Kerry (kiri), dan cucunya Isabelle, sebelum menandatangani Perjanjian Paris di kantor pusat PBB, New York, 22 April 2016. AP/Mary Altaffer

TEMPO.CO, WASHINGTON—Menteri Luar Negera Amerika Serikat John Kerry meminta maaf atas kebijakan Kementerian Luar Negeri di masa lalu yang pernah memecat pegawai karena memiliki orientasi seksual sejenis.

Seperti dilansir The Washington Post, Selasa 10 Januari 2017, ini merupakan permohonaan maaf bersejarah karena untuk pertama kalinya Kemlu AS mengakui melakukan diskriminasi terhadap pegawai gay maupun lesbian.

“Di masa lalu, mulai 1940-an dan berlanjut hingga beberapa dekade, Kemlu merupakan satu dari sejumlah institusi publik yang mendiskriminasi pegawai dan calon pelamar karena orientasi seksualnya,” kata Kerry dalam pernyataan yang dimuat di laman resmi Kemlu AS.

“Tindakan ini salah, baik dulu maupun sekarang.”

Ia menambahkan, “Mewakili kementerian, saya meminta maaf pada semua pihak yang terdampak oleh tindakan ini. Saya memastikan komitmen Kemlu untuk menjaga keberagaman bagi pegawai kami, termasuk komunitas LGBTI.”

Sejumlah kelompok penggiat hak gay memuji sikap pemerintahan Obama yang dikeluarkan dua pekan sebelum lengser.

Salah satunya adalah kelompok Human Rights Campaign. “Meski kerusakan yang terjadi tidak mungkin diperbaiki, tetapi permohonan maaf Menlu Kerry menunjukkan kementerian memasuki era baru,” ujar David Stacy, Direktur Hubungan Pemerintah HRC, memuji.

Pemerintahan Obama mendapat apresiasi besar dari kelompok LGBTI karena mengeluarkan sejumlah kebijakan penting yang mengakomodasi komunitas itu.Terutama soal legalisasi pernikahan sejenis.

Sejarah hitam terkait pemecatan terhadap pegawai gay terjadi sebelum dan selama masa penyelidikan anti-Komunis yang dipimpin Senator Joseph McCarthy.

Ribuan pegawai gay, termasuk di Kemlu dipecat dengan dalih orientasi seksual mereka akan menjadi sasaran pemerasan oleh pihak asing.

Berdasar catatan sejarah Kemlu AS, kebijakan ini dikenal sebagai “the Lavender Scare.” Kebijakan ini menyelidiki dan memecat pegawai berdasarkan cara bicara, sikap, cara berpakaian hingga tuduhan sesama pegawai.

Salah satu momen penting adalah kesaksian pegawai Kemlu John Peurifoy, dalam sidang Komite Senat pada 1950.

“Peurifoy berusaha mengelak membahas tentang pegawai homoseksual. Tapi ia mengakui ada 91 pegawau dalam kategori meragukan yang telah dipecat sejak 1 Januari 1947. Ia kemudian menyatakan kategori ini adalah pegawai homoseksual,” demikian catatan sejarah Kemlu AS.

REUTERS | THE WASHINGTON POST | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

6 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

9 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

12 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

22 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

22 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

23 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya