TEMPO Interaktif, Stockholm: Libanon boleh bernapas lega. Sebab, hampir separuh kerugian yang mesti mereka tanggung akibat perang 34 hari Israel-Hizbullah dipikul negara-negara donor. Pada Jumat (1/9), sekitar 60 pemerintah siap mengucurkan duit total US$ 940 juta (sekitar Rp 8,5 triliun)."Angka itu dicapai pada konferensi yang digelar di Stockholm," kata Menteri Luar Negeri Swedia Jan Eliasson. Sebanyak 60 negara plus Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Palang Merah Internasional menggelar pertemuan darurat di Swedia.Artinya, total uang yang diterima Libanon mencapai US$ 1,2 miliar (Rp 10,9 triliun). Duit ini dipakai merekonstruksi negara yang luluh-lantak diamuk rudal-rudal Israel itu. Sebetulnya, dari pertemuan di Stockholm itu cuma diharapkan mendapat US$ 500 juta, tapi malah hampir dua kali lipat.Negara-negara donor juga mendesak Israel segera membuka blokade laut, darat, dan udara Libanon. Soalnya, "Itu merupakan halangan utama dalam mempercepat proses rekonstruksi di sana," ujar mereka dalam pernyataan tertulisnya. Negeri Yahudi itu menjatuhkan embargo sejak 12 Juli lalu.Hitung-hitungan pemerintah Libanon, mereka ketiban rugi US$ 3,6 miliar dalam perang itu. Sebanyak 15 ribu rumah hancur tak berbentuk. Paling tidak butuh US$ 75 juta guna membangun tempat tinggal sementara. Lalu US$ 30 juta untuk memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak.Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora menyampaikan terima kasih kepada negara-negara penyumbang. "Banyak pekerjaan yang sudah dilakukan selama sepekan terakhir agar mempertahankan martabat rakyat Libanon dan menyetop agresi (Israel) yang dibuat atas mereka," katanya.AFP|BBC|SS KURNIAWAN
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."