Setelah Dirayu, Cina Akhirnya Kembalikan Drone Milik Amerika

Reporter

Selasa, 20 Desember 2016 23:01 WIB

Pesawat tanpa awak (drone) milik militer Amerika Serikat, TwinHawk, Scout, Flanker, and Hawkeye 400, ditampilkan saat acara Black Dart, uji terbang dari 55 kendaraan udara tak berawak, di Naval Base Ventura County Sea Range, California, 1 Agustus 2015. REUTERS/Patrick T. Fallon

TEMPO.CO, Beijing - Cina telah memulangkan kapal nirawak atau drone bawah laut kepada Amerika Serikat yang disita oleh tentara angkatan lautnya di Laut Cina Selatan minggu lalu setelah negosiasi antara kedua negara.

Dalam sebuah pernyataan singkat pada Selasa, 20 Desember 2016, Kementerian Pertahanan Cina mengatakan bahwa drone itu telah dikembalikan.

"Setelah negosiasi yang mesra antara Cina dan Amerika, tugas mengembalikan drone dalam air Amerika telah dilaksanakan dengan lancar di perairan terkait di Laut Cina Selatan pada siang 20 Desember," menurut pernyataan itu.

Namun pihak terkait tidak memberi jawaban yang lebih detail tentang penyerahan itu.

Baca: Kesal, Trump Silakan Cina Simpan Drone yang Disita

Angkatan Laut Cina menyita drone yang dikatakan Pentagon menggunakan teknologi komersial yang tidak diklasifikasikan, untuk mengumpulkan data dasar laut, pada Kamis lalu di daerah sekitar 50 mil laut barat laut Subic Bay di Filipina.

Penyitaan itu telah meningkatkan keprihatinan Amerika Serikat terhadap meningkatnya kehadiran militer Cina dan sikapnya yang terlihat agresif di kawasan Laut China Selatan yang disengketakan, termasuk mengadakan pos kontrol militer.

Angkatan Laut Amerika memiliki sekitar 130 drone dalam air, yang dibuat oleh Teledyne Webb, di mana benda seberat sekitar 60 kilogram tersebut dapat bertahan di dalam air sampai lima bulan. Ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang laut, termasuk suhu dan kedalamannya.

Baca: Cina Diam-diam Bangun Persenjataan di Laut Cina Selatan
Peneliti: Trump Mengejar Hegemoni di Laut Cina Selatan

Drone itu digunakan di seluruh dunia, tetapi tidak pasti berapa banyak yang digunakan di Laut Cina Selatan.

Cina begitu curiga terhadap apapun kegiatan militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya alam.

CNN|USA TODAY|YON DEMA

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

3 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya