ICG: Jaringan Rohingya di Pakistan Dalangi Rusuh 9 Oktober

Reporter

Sabtu, 17 Desember 2016 14:34 WIB

Seorang wanita muslim Rohingya bersama anaknya menangis saat ditangkap oleh petugas perbatasan Bangladesh (BGB) setelah melintas perbatasan secara ilegal di Cox's Bazar, Bangladesh, 21 November 2016. Warga Rohingnya melarikan diri ke Bangladesh karena kekerasan yang diterimnya di Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Yangon- Kelompok penggiat HAM internasional, International Crisis Group (ICG) mengungkapkan tentang sekelompok Muslim Rohingya yang menyerang penjaga perbatasan Myanmar pada Oktober lalu dikoordinir oleh orang-orang yang memiliki jaringan ke Arab Saudi dan Pakistan.

Serangan terkoordinasi pada 9 Oktober itu, menewaskan sembilan polisi, dan memicu tindakan keras oleh pasukan keamanan di negara bagian Rakhine. Setidaknya 86 orang tewas, menurut media pemerintah, dan PBB memperkirakan 27.000 anggota minoritas Rohingya telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh.


Baca:
Gerakan Separatis California Dirikan Kedutaan di Rusia
Facebook Akan Beri Tanda Khusus untuk Berita Hoak

Dalam laporannya, ICG menayangkan video yang menyebutkan bahwa sebuah kelompok yang menamakan dirinya Harakah al-Yakin (HaY) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. ICG yang berbasis di Brussels, Berlgia, juga mengatakan telah mewawancarai empat anggota kelompok itu di negara bagian Rakhine dan dua di luar Myanmar.

Harakah al-Yakin, atau Gerakan Keyakinan dibentuk setelah kekerasan komunal pada 2012 yang menewaskanlebih dari 100 orang dan sekitar 140.000 mengungsi dari negara bagian Rakhine, kebanyakan dari mereka Rohingya.

Kelompok itu yang juga memiliki basis di Pakistan serta Afghanistan memberi pelatihan senjata kepada penduduk desa di Rakhine utara lebih dari dua tahun menjelang serangan.

"Ini termasuk penggunaan senjata, taktik gerilya dan pelatihan juga fokus pada bahan peledak dan IED," kata ICG, mengacu pada perangkat peledak improvisasi.

ICG juga mengungkapkan bahwa pemimpin Harakah al-Yakin diidentifikasi sebagai Ata Ullah, lahir di Karachi, Pakistan, anak dari pengungsi Rohingya yang hijrah ke Mekkah, Arab Saudi.

Namun, ICG mengatakan kelompok ini tidak terlibat dalam serangan terhadap penduduk Budha di Rakhine. Dan pernyataan Harakah al-Yakin untuk saat ini menunjukkan tujuan utamanya adalah untuk mengakhiri penganiayaan terhadap Rohingya di Myanmar dan mengamankan status kewarganegaraan minoritas.
REUTERS|SOUTH CHINA MORNING POST|YON DEMA

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya