TEMPO.CO, Moskow - Gerakan separatis California mendirikan kantor kedutaan di Moskow, Rusia, pada Minggu, 18 Desember 2016. Louis Marinelli, warga Amerika Serikat, merupakan pemimpin gerakan separatis California yang memutuskan memerdekakan California dari Amerika Serikat melalui upaya penentuan nasib sendiri (self determination).
"California tidak bisa menjadi negara sendiri tanpa pengakuan negara-negara lain," kata Marinelli merujuk ke Rusia, seperti dilansir Moscow Times, Sabtu, 17 Desember 2016.
Baca:
Final AFF, Panglima TNI Nonton & Berangkatkan Keluarga Boaz
KJRI Temui Warga Keturunan di Pulau Terpencil Filipina
Marinelli, yang menikahi perempuan Rusia dan tinggal di Rusia sejak September lalu, telah berburu tempat yang dianggapnya cocok untuk membuka kedutaan di Rusia sejak pertengahan Oktober lalu. Tepatnya sebulan setelah Marinelli mendapatkan bantuan dari Ketua Gerakan Anti-Globalisasi Rusia Alexander Ionov dengan membawanya pindah ke Yekaterinburg dan mendapat pekerjaan di sana sebagai guru bahasa Inggris.
Marinelli pada akhir September lalu juga merupakan satu dari dua lusin pejuang kemerdekaan dari berbagai belahan dunia dalam sebuah konferensi yang digelar di Rusia untuk membahas mengenai akhir pengkutuban Amerika.
Kemudian pada pertengahan Oktober lalu, Marinelli menuturkan kepada jaringan berita Russia Today mengenai rencananya membuka kedutaan California di Yekaterinburg. "Di sana, akan ada taman untuk piknik, seminar, kursus bahasa, dan perayaan hari libur, seperti tanggal 14 Juni, hari peringatan California mendeklarasikan kemerdekaannya dari Meksiko," ucap Marinelli.
Menurut Marinelli, pendirian kedutaan California di Rusia penting untuk menunjukkan kepada Amerika tentang tuntutan penentuan nasib sendiri dan California siap bekerja sama dengan segala cara.
Meski menuntut keluar Amerika, Marinelli mengaku mendukung Donald Trump yang terpilih sebagai Presiden Amerika. Ia percaya kemenangan Trump akan menguatkan keinginan rakyat California untuk memahami mengenai betapa lebih baik menjadi negara merdeka.
MOSCOW TIMES | MARIA RITA