PK Ditolak, Anwar Ibrahim Tak Bisa Ikut Pemilu 2018  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 14 Desember 2016 15:15 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohamad bertemu dengan pemimpin Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim, 5 September 2016. Facebook.com/PKR

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, kehilangan kesempatan untuk memperjuangkan kebebasannya. Dengan suara bulat, lima anggota majelis hakim memutuskan bahwa peninjauan kembali berkas perkara sodomi yang menjerat Anwar pada 2014 itu tidak ada gunanya.

"Kami tidak akan memproses berkas peninjauan kembali pemohon," kata juru bicara pengadilan seperti dilansir dari The Guardian, Rabu, 14 Desember 2016.

Keputusan ini mengakibatkan Anwar Ibrahim tidak bisa mengikuti pemilihan umum pada 2018. Padahal Anwar digadang-gadang sebagai kesempatan terbaik tim oposisi untuk menggeser Perdana Menteri Najib Razak dan mengakhiri kekuasaan yang diambil partainya dalam enam dekade terakhir.

Ratusan demonstran berkumpul di luar gedung pengadilan untuk menunjukkan dukungan kepada Anwar Ibrahim. Mereka dihadang oleh barikade polisi di sekitar kompleks pengadilan.

Anwar Ibrahim terlihat dibawa oleh lebih dari selusin pengawal tahanan. Ia juga didampingi istri, putri, dan cucunya. "Ini bukan akhir dari perjalanan," ujarnya kepada awak media.

Anwar Ibrahim dipandang sebagai ancaman terbesar bagi Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) setelah memimpin partai oposisi pada 2013 dan meraih kemenangan besar. Sebelumnya, dia menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan pada 1990 di bawah kepemimpinan Mahathir Mohamad. Namun ia dicopot dari jabatannya dan dipenjara selama beberapa tahun.

Pada 2013, Anwar Ibrahim kembali berpolitik. Ia lantang berkampanye antikorupsi dan nepotisme untuk melawan Najib. Najib Razak diduga melakukan korupsi uang negara bernilai miliaran.

Pada 2015, Anwar Ibrahim kembali masuk penjara karena dituduh menyodomi asistennya. Pendukungnya menyebut kasus ini sebagai kriminalisasi bermotif politik untuk mengakhiri karier Anwar.

Musim panas ini, Anwar Ibrahim bergabung lagi dengan Mahathir untuk mencoba menggeser Najib. Kerja sama keduanya menjadi sejarah di Malaysia. Mereka berhasil membuat anggota oposisi dan UMNO melawan Najib bersama-sama untuk pertama kalinya.

Namun, menurut hakim Malaysia, hak politik seseorang akan dicabut selama lima tahun setelah masa hukumannya berakhir. Artinya, kesempatan Anwar untuk memimpin kampanye seperti pada 2013 telah kandas.

The Free Anwar Now (Bebaskan Anwar Sekarang)—organisasi pendukung Anwar—menyatakan ada banyak anomali dan inkonsistensi dalam putusan kasus tersebut. DNA dan barang bukti masih dipertanyakan.

Phil Robertson, Direktur Deputi Human Right Watch Divisi Asia, mengatakan putusan itu adalah tragedi nyata untuk pengadilan di Malaysia. "Lebih dari apa pun hasil ini menunjukkan bahwa pengadilan Malaysia itu tidak cocok dengan dendam politik Najib Razak," tuturnya.

MAYA AYU PUSPITASARI | THE GUARDIAN

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

11 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

11 jam lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

1 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

2 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

4 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

4 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya