Tak Didukung Benahi Parlemen, PM Italia Renzi Undur Diri

Reporter

Senin, 5 Desember 2016 08:56 WIB

Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi di Brisbane Convention and Exhibition Center. 15 November 2014. TEMPO/Andi Widjajanto

TEMPO.CO, Roma - Perdana Menteri Italia Matteo Renzi akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya setelah hasil referendum tidak mendukung upaya dia membenahi birokrasi di parlemen.

Dalam konferensi pers, Senin, 5 Desember 2016, Renzi mengakui kekalahannya dalam referendum setelah penghitungan suara yang disiarkan media pemerintah RAI menyebutkan 41-46 persen mendukung reformasi konstitusi dan 54-58 persen menyatakan tidak setuju.

"Semoga berhasil untuk kita semua," kata Renzi kepada wartawan seperti dikutip dari BBC.

Baca:
PM Selandia Baru Mengundurkan Diri Demi Istri dan Anak
Tempat Dansa Terbakar, Sedikitnya 30 Tewas

Renzi melanjutkan, ia akan meminta rapat kabinet pada sore ini untuk menjelaskan pengunduran dirinya dan meminta Presiden Italia Sergio Mattarella memilih penggantinya guna melanjutkan pemerintahan yang tersisa 2,5 tahun.

Sejak awal, Renzi menginginkan perampingan birokrasi, terutama di parlemen, agar negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Eropa itu dapat lebih kompetitif.

Menurut Renzi, birokrasi di Senat terlalu berbelit-belit dan gemuk. Renzi mengaku ingin pengurangan Senat yang saat ini setara dengan Deputi di Chamber. Parlemen Italia menjalankan sistem dua kamar atau bikameral, yakni Chamber of Deputies dan Senat.

Ia juga bermaksud mengurangi jumlah anggota Senat dari 315 orang menjadi 100 orang, serta mengakhiri pemilihan Senat dan mengisinya dengan 21 wali kota regional, 74 kepala dewan regional, dan lima anggota lain yang dipilih presiden.

Renzi memperkirakan reformasi birokrasi di parlemen akan memangkas biaya politik sekitar US$ 530 juta atau sekitar Rp 7,1 triliun per tahun.

Namun hasil referendum ternyata memenangkan kelompok penolak ide Renzi yang dimotori mantan aktor komedian Beppe Grillo. Oposisi ini menamakan kelompoknya Five Star Movement dan kelompok Liga Utara anti-imigran.

Dengan begitu, kelompok Five Star Movement dan Liga Utara anti-imigran memenangkan referendum dan akan menggelar pemilihan umum pada 2018.

Kemenangan kelompok sayap kanan Italia ini mendapat ucapan selama dari pemimpin Front Nasional Prancis, Marine Le Pen. "Masyarakat Italia telah mengingkari Uni Eropa dan Renzi. Kita harus mendengarkan kepada yang haus akan kemerdekaan bangsa-bangsa," ujar Marine Le Pen melalui akun Twitternya.

Renzi senasib dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron yang menggelar referendum untuk memilih Inggris keluar atau bertahan dengan Uni Eropa. Cameron akhirnya mundur setelah gagal meraih suara dukungan agar Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa.

BBC | MARIA RITA

Berita terkait

Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia

20 Mei 2017

Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia

Dubes Esti Andayani menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Italia Sergio Mattarella.

Baca Selengkapnya

Terbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade

16 Mei 2017

Terbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade

Polisi Italia mengungkapkan salah satu pusat penampungan imigran terbesar di Italia berada dalam cengkeraman mafia selama lebih dari satu dekade

Baca Selengkapnya

Wali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini  

10 Mei 2017

Wali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini  

Wali kota Italia beri uang Rp 30 juta bagi siapa saja yang mau tinggal di kota sepi di Bormida.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania  

7 Mei 2017

Italia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania  

Hingga tahun ini sekitar 43 ribu pengungsi dan pendatang tiba di Eropa melalui laut, lebih dari 1.000 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Perempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun

16 April 2017

Perempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun

Emma Morano diyakini adalah orang terakhir di dunia yang lahir pada 1800-an.

Baca Selengkapnya

Hakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis  

25 Maret 2017

Hakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis  

Hakim di Turin, Italia, membebaskan terdakwa kasus perkosaan seorang wanita dari tuntutan hukum. Alasannya, wanita itu tidak menangis.

Baca Selengkapnya

Uskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis

20 Maret 2017

Uskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis

Seorang uskup agung di Sisilia melarang setiap anggota mafia
menjadi ayah baptis bagi setiap anak yang menerima sakramen
pembaptisan di keuskupannya

Baca Selengkapnya

Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku

12 Maret 2017

Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku

Polisi memburu pelaku pembakaran terhadap seorang tunawisma yang tewas karena dibakar hidup-hidup di Kota Palermo, Sisilia, Italia.

Baca Selengkapnya

Dubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda

23 Desember 2016

Dubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda

Dubes Parengkuan dinilai sebagai figur yang memajukan hubungan Indonesia-Italia.

Baca Selengkapnya

Promosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia

19 Desember 2016

Promosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia

Dari pameran saja, total potensi perdagangan mencapai 1,52 juta Euro (Rp 21,23 miliar)

Baca Selengkapnya