TEMPO Interaktif, Yerusalem: Intelijen Israel dan Amerika Serikat memperingatkan pemerintah Turki tentang beberapa pesawat terbang Iran tujuan Libanon, yang diduga keras mengangkut peralatan militer untuk Hizbullah. Menurut laporan harian The Jerusalem Post kemarin, pesawat itu melintasi jalur udara Turki pada Jumat lalu. Namun, sebelum peringatan itu sampai ke Turki, pejabat Iran memerintahkan pesawat-pesawat tersebut pulang dan mengosongkan senjata dari lambung pesawat, lalu melanjutkan penerbangannya. Ketika pesawat-pesawat itu dipaksa mendarat di Turki dan diselidiki, hasilnya nihil. Pejabat penerbangan Turki mengaku tak menemukan senjata di pesawat-pesawat itu. Al-Sharq al-Awsat, harian berbahasa Arab di London, melaporkan Ahad lalu, sejumlah besar roket telah dipindahkan dari Iran ke Suriah dalam rute menuju Hizbullah di Libanon. Sejak perang Israel-Hizbullah meletus bulan lalu, khususnya sejak gencatan senjata yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 14 Juli, Turki telah menahan beberapa kapal Iran dan Suriah tujuan Libanon di Laut Mediterania Timur dan dua truk dari Suriah. Mereka diduga memuat persenjataan untuk Libanon. Tak ada tanggapan apa pun dari Iran tentang tuduhan pengiriman roket dan peralatan militer ini. Namun, Iran berkali-kali menegaskan bahwa dukungannya kepada Hizbullah selama ini adalah dukungan moral, bukan militer. Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, yang menilai Israel sebaiknya dihapus saja dari peta dunia, mengatakan Israel tak boleh menganggap bahwa gencatan senjata dengan gerilyawan Hizbullah itu tak berarti bahwa krisis telah berakhir. Dalam amanatnya kepada Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran Ayatullah Ali Khamenei menyambut kemenangan Hizbullah atas Israel baru-baru ini sebagai kemenangan Islam. "Anda telah menertawakan mitos bahwa Israel tak dapat dikalahkan, telah mempersembahkan kehormatan kepada bangsa Arab," katanya. Iran memang sedang menjadi perhatian menjelang 31 Agustus, tenggat yang ditetapkan Amerika dan sekutunya agar Teheran menghentikan program pengayaan nuklirnya. Bila tidak, Iran ada kemungkinan akan mendapat sanksi PBB, juga dari Amerika dan sekutunya. Program nuklir itu membuat Israel merasa terancam. Menteri Urusan Pensiunan Israel Rafi Eitan meminta pemerintahnya segera menyiapkan kamp-kamp perlindungan di seluruh negeri guna menghadapi kemungkinan Iran menembakkan rudal jarak menengahnya, Shahab-3, yang mampu mencapai Tel Aviv. THE JERUSALEM POST | AP | AFP | YNET | IWANK