TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Malaysia menangkap kartunis Zulkiflee Anwar Ulhaque, Sabtu, 26 November 2016. Ia terjerat Undang-Undang tentang Penghasutan terhadap Negara karena kartunnya dianggap menghina Perdana Menteri Najib Razak.

Zulkiflee ditahan selama satu hari untuk memudahkan penyelidikan. Selain terkena UU penghasutan, pria yang akrab disapa Zunar ini akan diperiksa di bawah hukum pidana atas dugaan mempermalukan seseorang.

Penangkapan terjadi sehari setelah beberapa anggota dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) merasa terganggu dengan pameran Zunar di Festival Sastra George Town. Mereka meminta acara dibatalkan, menyebut karya Zunar sebagai penghasutan dan juga telah melapor ke polisi.

"The Festival mengutuk tindakan represif yang bertentangan dengan semangat kebebasan berbicara dan berekspresi ini,” kata Bernice Chauly, direktur festival sastra, dikutip dari DNAIndia, Ahad, 27 November 2016. Sebelum penangkapan itu, Zunar sudah menghadapi sembilan tuduhan penghasutan dan telah dilarang keluar negeri.

Setelah sepuluh jam penahanannya, Zunar telah dibebaskan oleh polisi dengan jaminan. Pengacara Zunar, R.S.N. Rayer, mengatakan kliennya keluar dari tahanan pukul 18.45 waktu setempat. Kepala polisi distrik Northeast Asisten Komisaris Mior Faridalathrash Wahid pun membenarkan kabar pembebasan ini.

Rayer berujar Zunar mengirimkan pesan pendek sebagai ucapan terima kasih kepada tim kuasa hukumnya. “Terima kasih kepada tim dari lawyers- Ramkarpal Singh, Cheah Kah Peng, Mathan Ananadaram, dan Lee Khai,” ujarnya.

Lewat akun Twitter-nya @zunarkartunis, Zunar juga mengabarkan perihal kebebasannya. “Bebas!” cuitnya bersama lampiran sebuah foto ia bersama pengacara lawyers dan anggota parlemen Batu Kawan Kasthuriraani Patto.

“Bebas sore tadi. Terima kasih kepada semua penggemar, pendukung, rakyat Malaysia, masyarakat global, barisan pengacara, atas dukungan dan doanya,” tulis Zunar.

AHMAD FAIZ | DNA INDIA | FREE MALAYSIA TODAY