Krisis Rohingya Picu Protes Warga Muslim Asia  

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 26 November 2016 05:52 WIB

Mahasiswa dan warga masyarakat melakukan aksi unjuk rasa #Save Rohingya di Bandung, 24 November 2016. Mereka juga menuntut pemerintah untuk memutuskan hubungan kerja sama dengan Myanmar. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang demonstrasi berlangsung untuk mengecam Myanmar atas dugaan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap minoritas muslim Rohingya. Sekitar 5.000 muslim Bangladesh berunjuk rasa di Ibu Kota Dhaka seusai salat Jumat, 25 November 2016. Protes juga terjadi di Kuala Lumpur, Jakarta, dan Bangkok. Para pengunjuk rasa menuduh Myanmar membersihkan etnis (genosida) di Negara Bagian Rakhine.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman berencana memanggil Duta Besar Myanmar. Malaysia pun mengutuk keras aksi itu. "Malaysia menyerukan pemerintah Myanmar untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna mengatasi dugaan pembersihan etnis," bunyi pernyataan pemerintah Malaysia.

Para pengunjuk rasa di Dhaka berkumpul di luar Masjid Baitul Mukarram menuntut diakhirinya kekerasan terhadap muslim Rohingya. Selain itu, mereka mengecam Aung San Suu Kyi dan meminta Bangladesh menerima pengungsi Rohingya. Sekitar 500 warga Malaysia dan Rohingya berkumpul di kedutaan Myanmar dengan membawa spanduk mengecam kejadian itu.

Abu Tahir, pria Rohingya 60 tahun yang melilitkan rantai di tubuhnya, mengatakan telah putus komunikasi dengan keluarganya di Rakhine sejak melarikan diri dua tahun lalu. "Warga Rohingya sedang diperlakukan seperti anjing dan dibunuh," ucapnya sambil meneteskan air mata.

Amir Hamzah, 60 tahun, yang memimpin Koalisi Muslim Malaysia, menuturkan rakyat Malaysia sangat mengutuk tindakan Myanmar. "Kami ingin segera menghentikan kekerasan. Ini kejam," ujarnya.

Di Kuala Lumpur, beberapa lembaga swadaya masyarakat bergabung dengan ratusan muslim Rohingya dalam protes terhadap kekerasan di Rakhine.

Di Jakarta, sekitar 200 demonstran dari beberapa organisasi Islam Indonesia yang tergabung dalam Aliansi untuk Persatuan Muslim berdemonstrasi di luar kedutaan Myanmar. Mereka meminta pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar.

Kementerian Luar Negeri Myanmar menyayangkan aksi protes di Malaysia, Thailand, dan Indonesia, yang didasarkan pada informasi menyimpang. Menurut pemerintah Myanmar, aksi protes tidak membantu situasi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan warga Rohingya adalah minoritas yang paling teraniaya di dunia. Badan pengungsi PBB mengatakan lebih dari 120 ribu muslim Rohingya mengungsi dari Rakhine sejak kerusuhan pada 2012 dengan menempuh perjalanan laut menuju Malaysia. Konflik membuat ratusan muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

ARKHELAUS W. | CHANNEL NEWS ASIA




Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya