Protes Rohingya, Malaysia Ancam Mundur dari Piala AFF

Reporter

Editor

Natalia Santi

Rabu, 23 November 2016 16:50 WIB

Ketua penyelenggara SEA Games ke-29 dari Malaysia, Khairy Jamaluddin (keenam kiri), mengibarkan bendera SEA Games di Upacara Penutupan Sea Games 2015 di Singapura, 16 Juni 2015. Bendera ini diserahterimakan ke Malaysia sebagai tuan rumah berikutnya. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Malaysia mempertimbangkan mundur dari turnamen sepakbola yang digelar bersama Myanmar sebagai protes atas tindakan pemerintah negeri itu terhadap etnis muslim Rohingya. Pernyataan itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Khairy Jamaluddin lewat akun Twitternya, Rabu, 23 November 2016.

Malaysia berniat mundur dari pertandingan Piala Suzuki yang digelar Federasi Sepakbola Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (AFF) sejak Sabtu. Sikap Malaysia ini berlawanan dengan kebijakan ASEAN non-intervensi pada kebijakan dalam negeri anggota ASEAN. "Saya mengangkat isu ini di Kabinet pekan lalu. Akan melakukannya lagi pekan ini dan siap menunggu keputusan," kata Jamaluddin di Twitter, Rabu.

Pernyataan itu merespons imbauan ulama Malaysia untuk mundur dari turnamen, yang diselenggarakan Myanmar bersama Filipina. Kabinet akan bertemu lagi Jumat. Tim Malaysia seharusnya bertanding melawan Vietnam di Yangon, Myanmar, Rabu.

Konflik di negara bagian Rakhine telah menyebabkan ratusan warga muslim Rohingya lari ke Banglades. Kekerasan terhadap etnis Rohingya juga menimbulkan kekecaman terhadap penerima Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, yang memenangkan pemilihan umum tahun lalu dengan janji rekonsiliasi nasional.

Tentara Myanmar menyerang wilayah Maungdaw, Rakhine sejak 9 Oktober lalu, setelah kelompok pemberontak yang diyakini Rohingya menyerang beberapa pos pemeriksaan perbatasan. Sejak itu kekerasan meningkat.


Sedikitnya 86 orang tewas dan 30 ribu orang mengungsi. Lembaga kemanusiaan mencatat angkanya jauh lebih tinggi. Tentara Myanmar juga dituding memperkosa wanita di wilayah tersebut.

ASIAN CORRESPONDENT | NATALIA SANTI

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya