Plt Dubes Libanon, Azzi: Pemerintahan Kami Terunik di Dunia  

Reporter

Selasa, 22 November 2016 06:35 WIB

Pelaksana Tugas Duta Besar Lebanon untuk Indonesia Joanna-Maria Azzi. Tempo/Natalia Santi

TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang berbeda dalam Hari Kemerdekaan Libanon yang dirayakan setiap tanggal 22 November. Setelah dua setengah tahun vakum, negeri kelahiran budayawan multitalenta Gibran Khalil Gibran akhirnya memiliki presiden, Michel Naim Aoun, penganut Katolik Maronite.

Pelaksana Tugas Duta Besar Libanon untuk Indonesia, Joanna-Maria Azzi menjelaskan, Libanon meriah dengan berakhirnya kevakuman pemerintahan. "Ada pesta di jalanan, pesta kembang api, tarian, festival di berbagai kota," kata Azzi kepada Natalia Santi dan Maria Hasugian dari Tempo di rumahnya, Senin, 22 November 2016.

Azzi kemudian menuturkan Libanon dan Indonesia memiliki kedekatan budaya khususnya mengenai toleransi, pluralisme dan kebebasan berekspresi. Ia pun tersenyum mengetahui banyak orang Indonesia pengagum budayawan Khalil Gibran, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan Presiden Jokowi, tutur Azzi, memberi nama putra pertamanya dari nama budayawan dunia itu. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana sejarah Hari Nasional Libanon?
Kami merdeka dari penjajahan Prancis lewat perjuangan berdarah. Pada 1943, rakyat Libanon memilih presiden dan perdana menteri pertama. Namun Prancis menolaknya. Seluruh anggota kabinet dipenjarakan, kecuali dua menteri dan presiden yang tidak tertangkap. Akibatnya, rakyat Libanon turun ke jalan. Beberapa di antaranya menjadi martir. Berkat perlawanan itu, kami akhirnya merdeka pada 22 November 1943, seluruh kabinet dibebaskan.

Bagaimana perayaannya tahun ini?
Tahun ini dirayakan secara khusus karena untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun vakum, rakyat Libanon memiliki presiden. Ada parade militer, dengan kehadiran presiden, perdana menteri dan ketua parlemen. Ada pesta di jalanan, pesta kembang api, tarian, festival di berbagai kota.

Bagaimana hubungan Libanon-Indonesia dengan terpilihnya presiden baru?
Tahun ini sangat bermanfaat dalam hubungan kedua negara. Kepala Angkatan Darat Indonesia berkunjung ke Libanon. Menteri Lingkungan Libanon melawat ke Indonesia.
Pada Oktober lalu, untuk pertama kalinya 50 pengusaha Libanon, mempelajari kesempatan perdagangan dengan Indonesia. Mereka menandatangani kesepakatan. Misalnya untuk mengimpor seperti ban, jamu, teh dari Indonesia.

Mengimpor jamu, teh?
Rakyat Libanon kini banyak tahu mengenai produk Indonesia dan ada permintaan itu. Selain itu juga furnitur. Di masa depan, kami ingin meningkatkan perdagangan, membentuk Dewan Bisnis Libanon-Indonesia. Juga meningkatkan pertukaran pelajar. Angka perdagangan bilateral saat ini US$ 80-85 juta dolar, kami hanya US$ 1 juta. Menurut saya akan meningkat setelah kunjungan para pengusaha.

Produk apa yang menarik dari Libanon?
Kami punya industri makanan kaleng yang bagus, seperti humus dan hidangan khas Libanon lainnya. Kami juga punya minuman anggur yang baik, mulai diekspor ke Indonesia tahun lalu. Lalu, ada produk make up, farmasi, kayu dan banyak lagi.

Beberapa orang Indonesia tidak paham bagaimana struktur pemerintahan di Libanon. Seperti apa strukturnya?
Libanon punya formula yang sangat unik, mungkin di seluruh dunia karena memiliki sistem pluralistik 18 agama. Agar masyarakat hidup bahagia dengan seimbang, kami membuat sebuah pakta nasional. Sebuah pemahaman akan keberagaman agama yang kini menjadi dasar pemerintah Libanon. Berdasarkan pluralitas, toleransi dan saling menghormati, pakta nasional tersebut tidak tertulis dan hanya lisan. Pemahaman antar kami, presiden dipilih dari Kristen Maronit, Perdana Menteri dari Sunni dan Ketua Parlemen dari Syiah. Keputusan ini diambil setelah pembahasan di masyarakat dan diamendemen saat perang sipil di Libanon. Itu formula ajaib yang memungkinkan warga Libanon berinteraksi.

Apakah itu yang menyebabkan kevakuman presiden?
Itulah demokrasi. Kadang-kadang sulit mencapai kesepakatan. Jika tidak tercapai pada tahap pertama, ada kesempatan kedua, ketiga dan keempat.

Motto negeri Anda, persatuan dalam keberagaman, mirip dengan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika. Apa lagi yang menurut Anda serupa?
Libanon dan Indonesia punya banyak persamaan. Anda memiliki nilai toleransi, pluralistik dengan banyak agama, dan semua agama punya tempat dan dihormati. Itu juga formula yang unik, mirip dengan Libanon. Karena itu kita punya motto yang sama. Formula yang unik bagi Libanon dan Indonesia, saling menghormati semua orang, toleransi, dan menghormati gagasan. Kebebasan berekspresi di Indonesia juga mengesankan. Kebebasan mengungkapkan gagasan lewat Internet. Juga pers yang bebas mengkritik. Atmosfir sama di Libanon. Jika Anda pergi ke Libanon sebagai jurnalis, Anda akan merasa seperti di Indonesia. Di sana juga ada kebebasan berekspresi, kritik kepada pemerintah, lingkungan yang menyenangkan bagi jurnalis.

Orang Indonesia mengenal Libanon dari Gibran Kahlil Gibran, bagaimana sosoknya di Libanon?
Kami sangat bangga pada Gibran Kahlil Gibran. Tokoh multi talenta, penyair, pelukis, pematung, banyak pengikut di indonesia. saya bangga dia berasal dari Libanon. Bagi kami, dia duta besar utama. Gibran sangat bangga pada Libanon dan pernah berkata, “Jika saya bukan orang Libanon, maka saya akan meminta jadi rakyat Libanon.” Itu menunjukkan betapa melekatnya dia dengan Libanon, dengan kampung halamannya di Bsharri. Tulisan dia juga populer di sini, misalnya, “Sang Nabi”. Saya tahu Presiden Jokowi juga fans dia, karena dia beri nama putranya, Gibran. Bulan lalu, saya juga mengikuti Hari Puisi. Wakil Presiden Jusuf Kalla, membaca puisi yang dia tulis sendiri. Saya membacakan puisi Gibran, Ibu, Ibu Alam, dan Anak-anak, favorit saya. Anak-anak bukan milik kita, mereka adalah putra bumi.

Hubungan antar warga seperti apa yang Anda harapkan dengan Indonesia?
Saya ingin meningkatkan pariwisata. Saya menggelar dua pertemuan dengan sekitar 20 agen perjalanan. Dengan bantuan Kadin tentunya. Mereka berkunjung ke sejumlah daerah wisata di Libanon, wisata agama, puing, gunung dan pantai. Saya harapkan Libanon akan disertakan dalam perjalanan umrah, misalnya dari Arab Saudi, lalu dua tiga hari ke Libanon. Kami juga meneken nota kesepahaman antaran Menteri Pendidikan, Menteri Agama untuk meningkatkan pertukaran pelajar agama.

Bagaimana universitas-universitas di Libanon?
Di Libanon, pelajaran agama Arab, Prancis, Inggris. Saya kira banyak orang Indonesia yang bisa berbahasa Inggris. Jadi saya kira akan mudah bagi pelajar Indonesia untuk belajar di Libanon. Saya juga mengenal seorang diplomat Indonesia yang putranya mengikuti sekolah musim panas di Beirut. Dia mengaku sangat senang.

Mahalkah Biaya kuliahnya?
Tidak mahal dibandingkan dengan pendidikan di negara lain dengan kualitas sama. Saya telah beberapa kali presentasi di beberapa universitas di Indonesi di Libanon. Saya berharap mereka tertarik.

Bagaimana respons mereka?
Tertarik. tapi sejujurnya mereka takut karena situasi di Suriah, dan saya ingin katakan di sini, Libanon sangat aman, situasi keamanan sangat stabil. Ada perang di Suriah, tapi itu di Suriah, bukan di Libanon. Jadi Anda tidak perlu takut ke Libanon untuk belajar atau berwisata karena Libanon sangat aman dan stabil.

Apa tantangan terbesar pemerintah baru Libanon?
Ada banyak tantangan. Akibat ketegangan di sekitar kami. Pertama, terorisme, memerangi ISIS, musuh bersama Indonesia juga dan seluruh dunia. Menurut saya, musuh peradaban, musuh toleransi, musuh pluralism. Presiden Aoun pada pidato pelantikannya telah menyatakan akan mengobarkan kebijakan preventif, mengantisipasi serangan ISIS, memerangi ISIS sebelum menyerang dan mengeliminasi dukungan ISIS di Libanon. Selain itu, tantangan lain bagi kami adalah pengungsi. Ada 1,5 juta pengungsi Suriah dan lebih dari 500 ribu pengungsi Palestina di Libanon. Anda bayangkan di negara berpenduduk empat juta ada sedemikian banyak pengungsi. Jadi sebagian besar penduduk Libanon adalah pengungsi, dan tentu saja tidak bisa terus seperti ini. Ini menguras sumber daya kami. Kami juga tidak mendapat cukup bantuan dari komunitas internasional. Jadi presiden mengupayakan agar para pengungsi kembali ke negerinya. Kami menerima mereka karena alasan kemanusiaan, tapi mereka harus pulang ke negaranya. Selain itu akibat yang terjadi di sekitar kami, ekonomi kami melamban. Presiden akan membentuk paket ekonomi untuk membangkitkan pertumbuhan. Juga pemberantasan korupsi dan upaya-upaya mendorong ekonomi.

Profil:
Joanna-Maria Azzi
Kepala Misi Kedutaan Libanon di Jakarta sejak Juli 2013 hingga sekarang
Tempat, tanggal lahir: Achrafieh, Libanon, 30 September 1969
Pendidikan: Master in International Politics, Université Libre de Bruxelles Belgium 2001
1994 DESS in Interpreting, Université de la Sorbonne – Paris 1994
Fasih berbahasa Arab, Prancis, Inggris dan Portugis.
Jabatan sebelumnya:
Januari 2010 - Maret 2013: Kepala Misi Kedutaan Libanon di Brussels, Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa
April – Desember 2009 Wakil Duta Besar Kedutaan Besar Libanon di Brussels, Belgia , Luksemburg dan Uni Eropa

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

4 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

8 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

9 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

10 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

13 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

16 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

21 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

28 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

30 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

31 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya