Undangan Acara "Yellow Sit-In: Singapore in solidarity with Malaysia" di Facebook. facebook.com
TEMPO.CO, Jakarta - Penampakan bendera Malaysia dan Singapura pada sebuah acara di Speaker’s Corner Taman Hong Lim, Singapura, pada Minggu, 13 November 2016, sedang diinvestigasi polisi.
Acara itu diselenggarakan Yellow Sit-In, yang diorganisasi Jaringan Aksi Komunitas (CAN) Singapura. Tujuan acara itu adalah mendukung gerakan Bersih 5 di Malaysia yang diadakan pada 19 November 2016. Gerakan itu menuntut pemerintahan Malaysia yang bersih dari korupsi. Latar belakang dibuatnya gerakan ini adalah dugaan korupsi oleh Perdana Menteri Najib Razak dan kepedulian tentang isu terkini di Malaysia.
Yahoo! Singapore melaporkan, para peserta acara menggelar bendera Malaysia serta Singapura di atas sebuah alas, lalu mengangkatnya dan mengambil foto. "Tak lebih dari 20 orang yang melakukannya," kata Jolovan Wham, penyelenggara acara.
Di Singapura, ada aturan yang melarang menampilkan simbol negara di muka umum. "Belum ada penahanan. Investigasi sedang berjalan. Dan kami belum bisa memberi pernyataan lebih lanjut,” kata juru bicara kepolisian Singapura, seperti dilansir Channel News Asia, 18 November 2016.
CAN Singapura mengatakan dalam blognya, polisi tengah memeriksa penyelenggara dan peserta acara tersebut. Pihak kepolisian juga memeriksa kewarganegaraan mereka. CAN merupakan jaringan anak muda pendukung gerakan demokrasi di Singapura, seperti tampak di akun Facebook-nya. CHANNEL NEWS ASIA | BRIAN HIKARI | MR
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
4 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.