Begini Rumitnya Sistem Pemilihan Presiden Amerika  

Rabu, 9 November 2016 11:00 WIB

Seorang pegawai pemilu membuka surat suara di King County Departemen Pemilu di Renton, Washington, 7 November 2016. REUTERS/David Ryder

TEMPO.CO, Jakarta - Sistem pemilihan presiden Amerika Serikat bisa dikatakan cukup unik yang membuat pemilih tidak bisa secara langsung memilih presiden mereka. Sebab, sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat memakai sistem distrik dengan satuan daerah pemilihnya adalah negara bagian (state).

Jadi meski warga Amerika Serikat menunjuk calon presiden Hillary Clinton dan Donald J. Trump ke kertas suara, tapi yang mereka tunjuk sebenarnya adalah anggota Electoral College, lembaga pemilih presiden.

Sistem Electoral College artinya setiap orang yang dipilih dewan pimpinan partai di tingkat negara bagian yang menjadi perwakilan daerahnya untuk memberikan hak suara memilih presiden. Electoral college yang memiliki electoral votes (suara pemilu) tersebar di 50 negara bagian plus Washington, DC.

Untuk memenangi pemilu, seorang calon presiden Amerika harus mendapatkan minimal 270 dari 538 electoral votes yang ada. Setiap negara bagian memiliki jatah electoral votes yang berbeda.

Jatah ini ditentukan oleh banyaknya alokasi kursi Senat dan DPR yang dimiliki tiap-tiap negara bagian. Sedangkan alokasi kursi Senat dan DPR ini ditentukan oleh populasi penduduk.

Oleh karena itu negara bagian dengan jumlah electoral votes besar menjadi bidikan para kandidat. Data Real Clear Politics menyebut jumlah electoral votes terbanyak berada di California (55), Texas (38), Florida (29), dan New York (29).

Lalu bagaimana jika dua calon yang muncul suaranya persis sama di Electoral College? Pengalaman 200 tahun sejarah Amerika sudah 10 anggota Electoral College yang berkhianat pada calon partainya.

Namun, jika tetap seri, kemenangan akan ditentukan oleh DPR Amerika Serikat. Para anggota House of Representatives akan memutuskan presiden berikutnya. Sedang wakil presiden ditentukan oleh Senat.

Sejarah pemilihan presiden Amerika Serikat pernah menunjukan hasil berbeda dengan jumlah suara pemilih. Pengalaman tidak mengenakan bagi calon presiden pernah terjadi pada pemilihan tahun 2000 silam.

Sistem perhitungan suara peninggalan abad ke-18 ini kala itu menghasilkan seorang presiden terpilih berasal dari kandidat yang kalah dalam pemungutan suara populer.

Al Gore, calon dari Partai Demokrat yang mengikuti pemilihan tahun 2000 berhasil unggul lebih dari 500 ribu suara (popular votes). Tapi George W Bush yang terpilih menjadi presiden Amerika Serikat karena berhasil meraih 271 electoral college sementara Al Gore hanya 266 electoral.

Ketika banyak pihak di Amerika meminta perubahan sistem pemilihan presiden Amerika, partai Republik yang pernah diuntungkan itu menolak untuk mengubah sistem electoral. "Kalau tak rusak, janganlah diperbaiki," ungkap Mike Devanney, Direktur Eksekutif Komite Partai Republik dari County Alleghany, Pennsylvania, 2004 silam.

EVAN (PDAT) | SUMBER DIOLAH TEMPO

Berita terkait

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

12 Februari 2024

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.

Baca Selengkapnya

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika

Baca Selengkapnya

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun

Baca Selengkapnya

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

8 November 2022

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden

Baca Selengkapnya

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

7 November 2022

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.

Baca Selengkapnya

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

5 November 2022

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

3 November 2020

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.

Baca Selengkapnya