Hal Penting untuk Tahu Presiden AS ke-45, Hillary atau Trump

Reporter

Selasa, 8 November 2016 21:05 WIB

Capres AS dari Republik, Donald Trump (kiri) dan Capres Demokrat, Hillary Clinton, bertemu dalam debat kampanye presiden di UNLV di Las Vegas, Nevada, AS, 19 Oktober 2016. Ini merupakan debat terakhir mereka sebelum pemilihan. REUTERS/Mike Blake

TEMPO.CO, Washington- Warga Amerika Serikat sedang menunggu hari pemilihan presiden AS yang diadakan pada 8 November 2016. Siapakah yang akan menjadi presiden ke-45 AS, Hillary Clinton atau Donald Trump?

Berikut sejumlah hal penting untuk mengetahui siapa pemenang dalam pemilihan presiden AS, seperti dikutip dari Channel News Asia, 8 November 2016.

1. Angka ajaib itu adalah 270.
Ada 50 negara bagian plus Washington DC sebagai ibu kota negara AS. Nah, di peta pemilihan 51 wilayah pemilihan diberi warna merah dan biru. Negara bagian berwarna merah berarti pendukung Republik dan warna biru sebagai pendukung Demokrat. Donald Trump, kandidat presiden yang didukung kubu Republik. Hillary Clinton, kandidat presiden yang didukung kubu Demokrat. Setiap negara bagian memiliki sejumlah suara perwakilan (electoral vote) di Kongres dan Senat. Total seluruh suara dari seluruh negara bagian adalah 538 suara perwakilan. Untuk memenangkan pemilihan, seorang kandidat harus mendapatkan minimal 270 suara perwakilan.

2. Drama dan kejutan.
Kotak suara pertama ditutup di pantai timur yakni pukul 7 sore waktu setempat atau pukul 8 pagi hari Rabu, 9 November waktu Singapura. Menyusul kemudian di Georgia, South Caroline, Vermont, Indiana dan Kentucky.

Kejutan pertama boleh jadi datang dari Georgia jika Trump kalah dan jika Virginia, yang dulu memenangkan Barack Obama pada pemilihan presiden tahun 2012.

Setengah jam kemudian, kejutan berikutnya dapat terjadi dari negara-negara bagian yang menjadi arena pertarungan sengit dua kandidat, yakni Ohio dan North Caroline, masing-masing memiliki 18 dan 15 suara perwakilan. Ohio merupakan basis Demokrat selama ini. Adapun North Caroline selama ini cenderung memilih calon dari kubu Republik. Namun, boleh jadi dalam pemilihan presiden kali ini North Caroline menjadi mengambang.

Dalam tempo 90 menit ke depan, akan diketahui hasil pemilihan di sekitar 30 negara bagian yang memenuhi peta pemilihan dengan warna merah dan biru.

Baca:
Donald Trump Lakukan 4 Hal Ini Jika Gagal Jadi Presiden AS
Lempar Sandal ke Anak, Ibu Ini Terancam Dibui hingga 5 Tahun
Peluang Hillary Clinton Menang Pemilu 90 Persen

Seluruh mata kemudian tertuju ke Florida dengan 29 suara perwakilan. Di Florida, Obama memenangkan suara besar tahun 2012. Namun, dalam pemilihan tahun 2000, di Florida terjadi sengketa suara antara kandidat George Bush dan Al Gore yang berujung pada kemenangan pada Bush.

Perhatian besar juga diarahkan ke negara-negara bagian di perairan timur AS, yakni New Hampshire dan Pennsylvania yang selama ini setia memberikan suaranya ke Demokrat. Ada 20 suara perwakilan di sini.

Di barat, ada Arizona dan Texas__ berbatasan dengan Meksiko. Ini menjadi negara bagian yang mungkin diburu oleh Demokrat untuk menambah suara.

Dan terakhir Colorado, Michigan, dan Wisconsin yang menjadi basis kekuatan Demokrat dengan memiliki 35 suara perwakilan, namun beberapa di antaranya kemungkinan memberikan suaranya kepada Trump.

3. Cara menghitung suara yang masuk.
Sejumlah TV AS akan mengumumkan pemenang di masing-masing negara bagian melalui penghitungan langsung, atau exit polls yakni menanyakan langsung ke orang-orang tentang pilihannya usai memberikan suara di kotak suara, dan berdasarkan proyeksi TV masing-masing.

Seluruh tempat pemungutan suara akan ditutup pada pukul 8 malam waktu setempat.Setelah itu penghitungan suara berlangsung hingga menentukan pemenang sebagai presiden AS ke-45.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

5 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

5 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

6 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

6 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

8 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

9 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya