Skandal E-mail Hillary Clinton, Ini Keputusan Akhir FBI

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 7 November 2016 06:32 WIB

Calon presiden AS, Hillary Clinton berpidato di sebuah konser kampanye yang menampilkan Jay Z dan Beyonce di Cleveland, Ohio, 4 November 2016. Kampanye dengan konser ini diadakan di sejumlah negara dengan jumlah swing voter yang besar. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) membersihkan nama calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dari dugaan pembocoran informasi rahasia pemerintah. Direktur FBI James Comey, lewat surat yang ditujukan kepada parlemen Amerika, menyebut tidak ada pelanggaran pidana yang dilakukan Clinton saat menjabat Menteri Luar Negeri.

Hal itu disimpulkan seusai sejumlah pemeriksaan oleh FBI atas perintah Departemen Hukum, 30 Oktober 2016. FBI diminta menyelidiki setidaknya 650 ribu surat elektronik (e-mail) yang diduga berisi pesan rahasia Clinton saat duduk di kementerian. “Selama penyelidikan, kami meninjau ulang semua komunikasi yang datang atau keluar dari Hillary semasa dia menjabat menteri,” ujar Comey dalam suratnya, seperti dikutip dari Reuters, 7 November 2016.

Baca: Yayasan Clinton Akhirnya Akui Terima Rp 13,1 M dari Qatar

Comey pun mengapresiasi jajarannya yang bisa bekerja di waktu yang sudah sempit menjelang pemungutan suara pemilu Presiden Amerika pada 8 November 2016. "Saya berterima kasih pada para profesional di FBI karena bisa menuntaskan pekerjaan yang sangat rumit ini dalam waktu singkat," ujarnya.

Perwakilan tim komunikasi Hillary Clinton, Jennifer Palmieri, pun mengapresiasi kerja cepat FBI. "Kami senang masalah ini diselesaikan."

Dilansir dari BBC, dari 2009 hingga 2013, Hillary diketahui tak memiliki e-mail resmi pemerintah. Dia diduga menggunakan e-mail pribadi untuk mengirimkan informasi kenegaraan. Hal itu sempat dinilai melanggar Undang-Undang Pencatatan Federal, yang mewajibkan sejumlah e-mail pejabat negara disimpan.

Baca: Assange: 4 Negara Ini Mendanai Hillary Clinton dan ISIS

Dugaan yang mengarah pada Hillary itu sempat dimanfaatkan rivalnya dalam pemilu, Donald Trump, untuk menekan. Dalam suatu kesempatan, Trump menyebut tindakan Hillary ceroboh dan bisa saja mengancam keamanan Amerika. “Dia akan menjadi presiden yang payah, saudara-saudara," ujar Trump saat berkampanye di Negara Bagian Carolina Utara.

Trump pun mengkritik FBI yang tidak merekomendasikan hukuman pidana pada Clinton. Dia beropini bahwa sistem hukum di Amerika telah disabotase.

REUTERS | BBC | YOHANES PASKALIS

Baca Pula
Dugaan Pelecehan Presiden, Pro-Jokowi Laporkan Ahmad Dhani
Kenapa Netizen Sebut Anak Ahmad Dhani Pantas Jadi Negarawan?

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

6 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

6 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

7 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

8 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

8 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

15 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

19 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

21 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

22 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya