Puluhan massa dari Gerakan Mahasiswa Pembebasan melakukan aksi demo di depan Istana Negara, Jakarta, 2 November 2016. Dalam aksinya massa menuntut kepada Presiden Joko Widodo memerintahkan Polri untuk menangkap Ahok terkait penistaan terhadap Al-Quran dan Ulama. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Warga Malaysia disarankan tidak memasuki Jakarta pada Jumat, 4 November 2016, untuk menghindari terjebak oleh aksi unjuk rasa besar-besaran.
Sedangkan warga Malaysia yang berada di Jakarta diimbau tetap berhati-hati dan menghindari tempat-tempat utama di Ibu Kota, terutama sekitar Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqal, dan Balai Kota.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, mengatakan kepada media Malaysia, Bernama, pihaknya dari waktu ke waktu memantau perkembangan terkini tentang demonstrasi tersebut.
Hashim berujar, warga Malaysia yang masih harus ke Jakarta disarankan mendaftar ke website resmi Kedutaan Besar Malaysia melalui layanan online di situs www.kln.gov.my.
Warga Malaysia yang membutuhkan bantuan konsuler juga diminta menghubungi Kedubes Malaysia di nomor +62 215224947 atau +62 81380813036 pada jam kerja.
"Counter Imigrasi di Kedutaan Besar Malaysia juga ditutup pada Jumat ini, dan kami minta semua rakyat Malaysia yang berada di Jakarta tidak mengunjungi titik-titik yang dijadikan tempat demonstrasi," kata Hashim, seperti dilansir Bernama pada 2 November 2016.
Unjuk rasa besar-besaran pada 4 November 2016 diperkirakan diikuti sekitar 100 ribu orang yang tergabung dari berbagai kelompok dan individu.
Demonstrasi tersebut dilakukan untuk mendesak Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama dipidana sehubungan dengan pernyataannya yang menyinggung perasaan umat Islam. BERNAMA | YON DEMA