Muhammad Sofyan (tengah), korban sandera militan Abu Sayyaf, dikawal polisi di Jolo, Sulu, Filipina selatan 17 Agustus 2016. Sofyan mengaku melarikan diri setelah Abu Sayyaf mengancam akan memenggal lehernya. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan membahas kemungkinan operasi bersama tentara dan polisi Malaysia. Operasi tersebut ditujukan untuk memberangus militan Abu Sayyaf yang selama ini kerap menculik pelaut di sepanjang perbatasan laut kedua negara, yang melumpuhkan perdagangan dan bisnis.
Hal tersebut disampaikan Duterte menjelang kunjungannya ke Malaysia. Dia mengatakan menangani keamanan dan ketertiban yang semakin buruk di perairan itu akan menjadi agenda utama saat bertemu Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak dan atasan lain di Malaysia, minggu depan.
"Memang perlu bagi kita, tiga negara, yaitu Malaysia, Filipina, dan Indonesia, berbicara tentang hal ini dengan serius untuk menghentikan Abu Sayyaf karena kelompok itu telah melumpuhkan perdagangan dan bisnis di daerah itu," kata Duterte, seperti yang dilansir ABC News pada Rabu, 2 November 2016.
Presiden Duterte, 71 tahun, menambahkan, dalam perundingan tersebut juga dibahas pengawasan perbatasan, penyeberangan, dan mungkin operasi bersama tentara dan polisi.
Dalam kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini, Duterte mengatakan ia membahas kemungkinan strategi keamanan dengan Presiden Joko Widodo, dan pemimpin Indonesia itu pun setuju. Meskipun negosiasi awal tiga negara adalah untuk meningkatkan keamanan, militan Abu Sayyaf masih terus melancarkan serangan di laut, menculik kru kapal tongkang Malaysia dan Indonesia.
Kelompok Abu Sayyaf telah bertahan selama bertahun-tahun dengan mengandalkan dana yang didapat dari uang tebusan korban penculikannya. Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa militan Abu Sayyaf memperoleh setidaknya US$ 7,3 juta atau sekitar Rp 95,1 miliar dari enam penculikan tebusan yang melibatkan 21 orang dalam enam bulan pertama tahun ini.
Duterte, yang mulai menjabat pada 30 Juni lalu, telah memerintahkan militer untuk menghancurkan Abu Sayyaf. Militer Filipina mengatakan pihaknya telah menewaskan 70 militan Abu Sayyaf dan menangkap 32 orang lainnya dalam serangan yang dimulai pada bulan Juli.
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
31 Januari 2024
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.