TEMPO.CO, Moskow - Seorang transgender muslim asal Rusia tewas mengenaskan setelah ayah kandungnya mengumumkan di televisi nasional bahwa dia meminta seseorang membunuh anaknya itu.
Raina Aliev, 25 tahun, bernama asli Adam, terbunuh selang beberapa hari setelah menikah dengan seorang pemuda yang ia cintai bernama Viktor. Dia memutuskan untuk mengubah kelaminnya menjadi perempuan hanya sebulan sebelum menikah.
Transgender yang berasal dari keluarga etnis Chechnya, yang tinggal di Dagestan, wilayah muslim yang berada di antara Laut Kaspia dan Chechnya di Rusia Trans-Caucasus, ini melakukan operasi penggantian kelamin di Moskow.
Baca:
Siarkan Ali Khamenei Selfie, Direktur TV di Mesir Undur Diri
Skandal Politik Korsel, Pria Ini Bawa Excavator ke Kejaksaan
Namun hal itu ditentang keras keluarganya yang merupakan penganut muslim taat. Ayahnya, Alimshaikh Aliev, mengatakan perbuatan putranya tersebut melanggar hukum Islam dan tidak dapat diterima.
Baca Juga:
Kemarahan keluarga dan warga di daerah tempat tinggalnya memuncak setelah ia memutuskan melangsungkan upacara pernikahan dengan Viktor, yang merupakan warga tetangga yang juga mayoritas Islam.
Sang ayah, yang menderita stroke, kemudian berbicara dalam sebuah program dari saluran televisi Ren TV, meminta siapa saja untuk membunuh Raina di hadapannya.
"Biarkan dia dibunuh. Saya tidak ingin melihat dia. Bawa dia ke sini dan bunuh di depan mata saya," kata Alimshaikh, seperti dilansir Metro.uk pada 1 November 2016.
Setelah undangan pembunuhan dari ayahnya beredar, Raina sering mendapat ancaman pembunuhan, terutama dari warga di desanya. Dia pun sempat melaporkannya ke kepolisian. Sejak itu, polisi dan kejaksaan mendatangi desa Raina untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
Selang beberapa lama, Raina ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dengan luka tusuk. Jenazahnya kemudian dibawa ke kampung halamannya. Namun penduduk lokal mengaku sudah tidak mengenali lagi Raina karena perubahan drastis pada dirinya setelah operasi kelamin.
Dalam laporan, tidak jelas siapa pembunuhnya atau apakah polisi tengah menyelidiki kasus tersebut. Suaminya pun tidak memberikan pernyataan terkait dengan pembunuhan tersebut.
Ibu Raina, yang juga menentang perubahan orientasi seksual anaknya, dilaporkan terus menangis sepanjang hari karena malu dan sedih atas perbuatan anaknya.
Menurut seorang aparat desa, Israpilov, Raina adalah seorang pria yang baik, tapi perilaku femininnya sulit diterima warga desa. Setelah menyelesaikan sekolahnya, dia pindah ke Makhachkala (ibu kota provinsi), kemudian pindah lagi ke Moskow. Di kota ini, ia bekerja di klub malam.
METRO.UK | MIRROR | DAILY MAIL | YON DEMA