Dua Wanita Yazidi Irak Dianugerahi Sakharov Prize

Reporter

Sabtu, 29 Oktober 2016 14:41 WIB

Duta Besar AS untuk PBB memperkenalkan Nadia Murad Basee di depan sejumlah anggota DK PBB di markas PBB di New York, 16 Desember 2015. Nadia memohon kepada DK PBB untuk menghancurkan ISIS seluruhnya. REUTERS

TEMPO.CO, Paris - Dua wanita Yazidi yang selamat dari penculikan, pemerkosaan, dan perbudakan di tangan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memenangi penghargaan hak asasi manusia bergengsi Parlemen Eropa, Sakharov Prize.

Nadia Murad dan Lamia Haji Bashar dianggap berjasa dan berperan penting dalam upaya melindungi suku Yazidi, penganut agama kuno dengan lebih setengah juga diyakini hidup di utara Irak.

"Mereka memiliki kisah menyakitkan dan tragis tapi berkeinginan kuat untuk hidup sebagai saksi. Keberanian dua wanita ini dan martabat yang ditunjukkan mengatasi semua penjelasan," kata ketua Parlemen Eropa Martin Schulz dalam konferensi di Strasbourg, Prancis, Kamis, 27 Oktober 2016.

Baca:
American Airlines Terbakar, 20 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Orang Tua Laporkan Dugaan Penyiksaan TKI

Murad menganggap kemenangan itu sebagai satu pesan mendalam kepada militan ISIS bahwa kejahatan tanpa perikemanusiaan dikutuk dan korbannya diakui dunia.

Dalam satu pernyataan, Murad mengatakan penghargaan itu didedikasikan kepada kaum Yazidi terutama kepada lebih 6.700 wanita, gadis, dan anak-anak yang menjadi korban perbudakan dan perdagangan manusia di bawah ISIS.

Penghargaan tersebut dinamai Sakharov Prize untuk menghormati fisikawan nuklir dan aktivis hak asasi manusia Andrei Sakharov. Penghargaan itu diberikan bagi mereka yang memiliki pemikiran dan berkontribusi besar bagi perjuangan hak asasi manusia.

Murad dan Bashar berhak mendapatkan 45 ribu pound sterling (Rp 714,8 juta) atas penghargaan yang didapat keduanya. Uang itu akan diberikan dalam upacara yang akan berlangsung pada 14 Desember 2016 di Strasbourg.

Murad, 23 tahun, wanita muda berperawakan lembut, diculik ISIS dari rumahnya di Desa Kocho di Sinjar, Irak, pada Agustus 2014. Ia lalu dibawa ke Mosul untuk disiksa dan diperkosa. Bashar, yang berusia 16 tahun ketika diculik, juga berasal dari Kocho. Ia menyaksikan keluarga dan temannya dibunuh ISIS sebelum dijadikan budak dan dijual.

Yazidi merupakan salah satu minoritas agama tertua di Irak dan didominasi etnis Kurdi. Yazidi selama ini menjadi sasaran kekejian ISIS. Kelompok teroris itu menganggap mereka adalah kaum terkutuk. Ribuan kaum Yazidi telah tewas dibunuh ISIS dan ribuan lainnya ditawan atau dijual untuk menjadi budak seksual.

INDEPENDENT | YON DEMA

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

18 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

19 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

21 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

6 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

7 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya