TEMPO.CO, Dallas - Seorang dokter hewan di Texas, Amerika Serikat kehilangan pekerjaannya tidak boleh praktek selama setahun, 18 Oktober 2016. Hal itu terjadi gara-gara dia memanah seekor kucing lalu mengunggahnya ke laman Facebook.
Jelas foto itu langsung mengundang kontroversi dan kritik dari para penyayang binatang. Si dokter, Kristen Lindsey, 33 tahun, mengunggah foto binatang malang itu tahun lalu.
"Anak panah pertama mengenai kepala dan mematikannya," tulis Kristen, di laman Facebook-nya seperti yang dilansir Evening Standard pada 19 Oktober 2016.
Foto kucing hutan yang mati dalam kondisi mengenaskan itu memicu kegemparan di kalangan aktivis hewan. Serangkaian perdebatan tentang tindakan apa yang harus diambil terhadap Lindsey pun bermunculan. Di dunia maya ia pun dicemooh oleh para netizen dan penyayang hewan terutama pecinta kucing.
Namun baru setahun setelahnya, Dewan Dokter Hewan Texas langsung memberi hukuman dengan menangguhkan pekerjaannya selama setahun. Organisasi tersebut mengambil tindakan setelah menerima menerima 700 pengaduan resmi dan lebih dari 27.000 email tentang kelakuan Lindsey hanya dalam waktu lima bulan.
Wanita itu turut juga dipecat dari Klinik Hewan Washington.
Kantor Austin County Sheriff meluncurkan penyelidikan pada Juni 2015, tetapi memutuskan untuk tidak mengenakan tuntutan pidana terhadap dokter hewan itu.
EVENING STANDARD|METRO.UK|YON DEMA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya