TEMPO.CO, Detroit - Maskapai penerbangan Delta Airlines dihujani kritik dari para netizen setelah awaknya mendiskriminasi dokter berkulit hitam saat akan menolong penumpang yang sakit di dalam pesawat.
Berawal ketika Tamika Cross, dokter yang bertugas di Rumah Sakit Lyndon B. Johnson, Houston, Amerika Serikat, menuliskan pengalaman pahitnya didiskriminasi awak Delta Airlines dalam akun Facebook-nya pekan lalu. Cross mengungkapkan rasa frustrasinya saat terbang dengan Delta dari Detroit dan mengetahui ada penumpang yang sakit. Sebagai dokter, ia pun ingin menolongnya. Namun kru Delta menolak bantuannya dan malah meminta bukti bahwa dia seorang dokter.
Meski tidak terbuka memberikan alasan, Cross tahu kru Delta tidak mempercayainya sebagai dokter karena alasan warna kulitnya atau ras, seperti dikutip dari Time, 14 Oktober 2016.
Saat kru Delta menanyakan kepada para penumpang siapa yang berprofesi sebagai dokter agar dapat membantu penumpang yang sakit, Cross menunjuk tangannya untuk sukarela memberikan pertolongan. Namun kru memberikan jawaban yang tak dibayangkan oleh Cross. "Oh tidak, Manis, turunkan tanganmu. Kami mencari dokter atau perawat yang sesungguhnya," kata Cross mengutip ucapan kru Delta kepadanya.
Begitu juga saat kru Delta kembali meminta bantuan penumpang yang bisa memberikan bantuan medis, tawaran Cross untuk membantu kembali dipertanyakan. Bahkan mereka meminta bukti tertulis bahwa dia seorang dokter.
Seorang penumpang kulit putih yang mengaku sebagai dokter kemudian menjadi pilihan kru Delta. Dokter berkulit putih itu pun tidak diminta menunjukkan bukti dirinya seorang dokter.
Status Cross di Facebook menarik perhatian ribuan netizen. Sampai-sampai para netizen membuat tagar #WhatADoctorlookslike. Lebih dari 38 ribu orang telah membagikan status Facebook Cross.
Pihak maskapai Delta memohon maaf atas perlakukan diskriminatif awaknya. Belakangan, kru yang melakukan diskriminasi terhadap Cross menawarkannya SkyMiles, tapi ia menolak. “Saya tidak mau diskriminasi yang telanjang ini diganti dengan SkyMiles.” TIME | MARIA RITA