Anggota Parlemen Hong Kong Ucap Sumpah: Tolak Setia ke Cina

Reporter

Rabu, 12 Oktober 2016 18:56 WIB

Pemimpin mahasiswa Nathan Law merayakan di podium setelah kemenangannya dalam pemilihan Dewan Legislatif di Hong Kong. REUTERS/Bobby Yip

TEMPO.CO, Hong Kong- Cina mendapat tamparan keras saat upacara pelantikan anggota parlemen Hong Kong. Beberapa anggota parlemen dari gerakan pro- demokrasi menolak mengangkat sumpah dengan kalimat yang selama ini digunakan lembaga tersebut. Bahkan mereka menghina Cina yang dianggap sebagai penjajah.

Dalam pengangkatan sumpah anggota parlemen Hong Kong yang berlangsung pada Rabu, 12 Oktober 2016, sebanyak 6 anggota parlemen yang mewakili partai Demosisto, partai yang didirikan gerakan demokrasi Hong Kong atau Gerakan Payung mengatakan Hong Kong bukan bagian dari Cina. Sehingga mereka tidak perlu bersumpah setia terhadap negara komunis tersebut.

Baca:
Putin Marah, Perintahkan Warga Rusia di Luar Negeri Pulang
Cina Bangun Reaktor Nuklir Mini di Laut Cina Selatan
WikiLeaks: Hillary Sebut Saudi dan Qatar Biayai ISIS

Nathan Law, 23 tahun, salah seorang penggagas Gerakan Payung sekaligus pendiri partai politik Demosisto, bahkan menggunakan kutipan terkenal dari pemimpin gerakan kemerdekaan India, Mahatma Gandhi.

“Kalian bisa merantai saya, kalian bisa menyiksa saya, kalian bahkan bisa menghancurkan saya. Tapi kalian tidak akan pernah bisa memenjarakan pikiran saya.”

Menurutnya, upacara pelantikan tersebut telah dimanfaatkan oleh rezim Cina untuk terus menekan Hong Kong.

Sebelum Law mengangkat sumpahnya, kelima temannya juga menggunakan kata-kata yang mengecam Cina, sehingga sumpah mereka harus diulang. Misalnya, Yau Wai-ching, 25 tahun, yang mengucapkan bahwa ia bersumpah akan jujur dan setia kepada Negara Hong Kong, sambil membawa bendera bertuliskan “Hong Kong bukan Cina”.

Dia kemudian diperintahkan untuk mengulangi sumpah oleh Sekretaris Jenderal Parlemen Kenneth Chen. Namun, Yau justru mengganti kata-kata dalam sumpah dengan dengan kata-kata kasar.

Anggota parlemen lain yang juga ditolak sumpahnya adalah Sixtus Leung dan Edward Yiu. Anggota parlemen lain melakukan aksi protes dengan cara berbeda. Aktivis Gerakan Payung, Lau Siu-lai, membacakan sumpahnya dengan sangat lambat sambil memegang payung berwarna kuning.

Isi sumpah anggota parlemen Hong Kong itu adalah menegakkan hukum serta untuk melayani wilayah administratif khusus Hong Kong dengan sungguh-sungguh. Sumpah itu diberlakukan setelah Inggris menyerahkan Hong Kong kepada Cina pada tahun 1997 dengan perjanjian " satu negara, dua sistem." Hong Kong diberi hak dan kebebasan yang dijamin selama 50 tahun di bawah sistem semi-otonom.

Tapi Law dan anak-anak muda tersebut khawatir bahwa Beijing akan memperketat cengkeramannya dan terus mencampuri urusan politik Hong Kong serta akan melanggar perjanjian tersebut.

Law merupakan anggota parlemen termuda Hong Kong setelah terpilih pada pemilu awal September lalu. Law terpilih bersama dengan beberapa aktivis muda serta pendukung pro-demokrasi lainnya berhasil mempertahankan sepertiga dari 70 kursi di parlemen wilayah bekas koloni Inggris tersebut.

Jumlah tersebut cukup untuk mendapatkan hak veto terhadap sejumlah peraturan penting dan anggaran publik guna terus melawan intervensi Cina terhadap Hong Kong.

CNN|HONG KONG FREE PRESS|GUARDIAN|YON DEMA

Berita terkait

Parlemen Hong Kong Kembali Ribut Soal RUU Ekstradisi ke Cina

15 Mei 2019

Parlemen Hong Kong Kembali Ribut Soal RUU Ekstradisi ke Cina

Anggota parlemen Hong Kong kembali ribut soal RUU Ekstradisi yang mengizinkan buron dikirim ke Cina daratan untuk diadili.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Hukum Tiga Aktivis Revolusi Payung

17 Agustus 2017

Hong Kong Hukum Tiga Aktivis Revolusi Payung

Joshua Wong, Nathan Law dan Alex Chow dihukum pengadilan banding Hong Kong karena menjadi motor protes besar-besaran Revolusi Payung pada 2014

Baca Selengkapnya

Wartawan Dilarang Bawa Pena Saat Liput Presiden Xi di Hong Kong  

1 Juli 2017

Wartawan Dilarang Bawa Pena Saat Liput Presiden Xi di Hong Kong  

Pena dan makeup termasuk 14 kategori barang berbahaya yang dilarang dibawa saat meliput kunjungan Presiden Xi ke Hong Kong

Baca Selengkapnya

Sosok Berpengaruh untuk Hidupkan Demokrasi di Hong Kong  

30 Juni 2017

Sosok Berpengaruh untuk Hidupkan Demokrasi di Hong Kong  

Sosok penting dalam perjalanan 20 tahun Hong Kong diserahkan Inggris ke Cina.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali ke Hong Kong, Presiden Xi Sapa Militer: Halo Kamerad

30 Juni 2017

Pertama Kali ke Hong Kong, Presiden Xi Sapa Militer: Halo Kamerad

Presiden Cina Xi Jingping untuk pertama kali berkunjung ke Hong kong memperingati 20 tahun Inggris menyerahkan bekas koloninya itu ke Cina.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan Berkunjung, Hong Kong Gelar Latihan Pengamanan

26 April 2017

Jokowi Akan Berkunjung, Hong Kong Gelar Latihan Pengamanan

Polisi Hong Kong menyebut ancaman terhadap Presiden Joko Widodo sangat tinggi sebagai pemimpin negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia

Baca Selengkapnya

Terjual Rp 949 Miliar, Ini Berlian Termahal di Dunia  

5 April 2017

Terjual Rp 949 Miliar, Ini Berlian Termahal di Dunia  

Sebuah berlian merah jambu menjadi perhiasan termahal di dunia setelah laku terjual dengan harga US$ 71 juta atau sekitar Rp 949 miliar.

Baca Selengkapnya

Menjadi Pemimpin Hong Kong Wanita Pertama, Ini Profil Carrie Lam

28 Maret 2017

Menjadi Pemimpin Hong Kong Wanita Pertama, Ini Profil Carrie Lam

Carrie Lam, 59 tahun, menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong melalui pemilihan umum yang digelar pada Ahad, 26 Maret.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Eskalator Terpanjang Hong Kong, 18 Orang Terluka

26 Maret 2017

Kecelakaan di Eskalator Terpanjang Hong Kong, 18 Orang Terluka

Sedikitnya 18 orang terluka setelah terjadi kecelakaan pada
eskalator terpanjang di pusat perbelanjaan di Hong Kong pada
Sabtu petang.

Baca Selengkapnya

Putus Cinta, Taipan Hong Kong Pasang Iklan di Semua Media

17 November 2016

Putus Cinta, Taipan Hong Kong Pasang Iklan di Semua Media

Dalam pengumuman, Joseph Lau juga menyebutkan nama pacar barunya.

Baca Selengkapnya