Kongres Setujui RUU Keluarga Korban 9/11 Gugat Arab Saudi

Reporter

Kamis, 29 September 2016 21:35 WIB

Layar bergambar foto-foto korban tragedi 11 September 2001, dipamerkan di 9/11 Memorial Museum, di New York, Amerika Serikat. AP/Mark Lennihan

TEMPO.CO, Washington - Kongres Amerika Serikat menyetujui rancangan undang-undang kontroversial yang mengizinkan keluarga korban 11 September menggugat Arab Saudi yang diduga melindungi teroris.

Presiden Barack Obama gagal menghadang RUU ini agar dibatalkan. Obama dan pihak tertinggi Pentagon telah memperingatkan bahwa langkah itu akan mengundang risiko terhadap tentara Amerika dan pihak yang berkepentingan.

Kongres dan Senat sepakat mendukung Rancangan Undang-Undang Kehakiman terhadap Sponsor Terorisme atau JASTA. "Gedung Putih dan cabang eksekutif lebih cenderung ke arah pertimbangan diplomatik. Sebaliknya, kami lebih mengutamakan keadilan bagi keluarga korban," kata Senator Chuck Schumer, pendukung JASTA.

Baca: Obama Tolak Draf UU Gugat Arab Saudi di Tragedi Nine Eleven

Hasil tersebut merupakan pukulan besar bagi Obama dan Arab Saudi, yang merupakan sekutu paling lama Amerika di dunia Arab. Hak veto Obama ditolak setelah dinilai Kongres pada Rabu, 28 September 2016.

Menanggapi keputusan Kongres, Obama mengatakan Kongres membuat kesalahan dengan menolak vetonya. Dia mengatakan JASTA akan menimbulkan preseden yang berbahaya bagi individu di seluruh dunia untuk menuntut pemerintah Amerika.

"Ini preseden yang berbahaya. Dan, terus terang, perhatian saya tidak ada hubungannya dengan Arab Saudi atau simpati saya bagi keluarga korban 9/11. Saya tidak ingin kita dihadapkan dengan situasi di mana kita tiba-tiba diwajibkan untuk bertanggung jawab dengan apa yang telah kita lakukan di seluruh dunia," ujar Obama, seperti dilansir BBC pada 29 September 2016.

Baca: Mitos tentang Black Moon dan Kiamat Besok

Dalam pemungutan suara di Kongres, sebanyak 97 Senat mendukung JASTA menjadi UU berbanding 1 yang menolak. Sedangkan di Kongres, sebanyak 348 setuju dan 77 menolaknya.

JASTA membuka pintu bagi keluarga korban untuk menuntut setiap anggota pemerintah Saudi yang diduga memainkan peran dalam serangan 11 September itu. Ada tudingan yang menyebutkan anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi mendanai para teroris 11 September 2001.

Lima belas dari 19 pembajak pesawat yang menabrakkan diri ke gedung World Trade Center di New York adalah warga negara Arab Saudi. Namun negara kerajaan kaya minyak itu membantah terlibat dalam serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang tersebut.

BBC | YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya