Salah satu penari Aborigin, melakukan tarian dalam perayaan Hari Australia di Sydney, Australia, 26 Januari 2016. Hari Australia adalah ulang tahun kedatangan dan pendaratan Armada Pertama kapal narapidana dari Inggris, dan pengibaran Union Jack di Sydney Cove oleh Kapten Arthur Phillip, pada 26 Januari 1788. AP/Rob Griffith
TEMPO.CO, Sydney- Para ilmuwan menyimpulkan peradaban manusia tertua di dunia ditemukan pada suku Aborigin di Australia berdasrkan tes DNA.
Dalam penelitian yang diterbitkan di Nature, para ilmuwan internasional, termasuk sembilan pemimpin Aborigin, mengumpulkan data genomik pada 83 warga Aborigin Australia dan 25 Highland Papua dari Papua Nugini.
Mereka menggunakan jejak genetis terhadap manusia awal yang masih tersisa di DNA yang diambil dari sample air liur masyarakat modern di Papua Nugini dan Australia. Cara ini untuk merekonstruksi perjalanan nenek moyang mereka dari Afrika puluhan ribu tahun lalu.
Penelitian mengungkapkan bahwa nenek moyang orang modern Aborigin Australia berangkat dari benua Afrika sekitar 75.000 tahun yang lalu, ketika kondisi iklim di Afrika berubah.
Setelah keluar dari Afrika sekitar 57 ribu tahun lalu, mereka terpisah dari kelompok yang disebut Eurasian dan 31 ribu tahun Sebelum Masehi (SM), mereka tiba di Australia, yang kala itu bernama Sahul.
Sahul merupakan superbenua yang dulu mencakup Papua Nugini, Australia dan Tasmania sebelum mereka dipisahkan oleh naiknya permukaan air laut.
"Pentingnya penelitian ini bagi saya adalah untuk memiliki beberapa bukti tentang berapa lama kita [Aborigin] telah berada di Australia," kata Colleen Wall, pemimpin Aborigin.
Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa penduduk Aborigin di Papua dan Australia merupakan keturunan asli dari mereka yang datang dari Afrika 72 ribu tahun lalu.
Perdebatan mengenai penduduk awal Aborigin Australia telah lama bergulir, dengan beberapa orang manganggap bahwa meraka datang sekaligus dan yang lain menyebutkan bahwa mereka datang per kelompok.
Namun David Lambert, profesor evolusi biologi di Griffith University, Queensland menyebutkan bahwa dengan adanya penelitian ini, menunjukan bahwa saat itu Aborigin melakukan migrasi tunggal.