Indonesia Menyaksikan Penandatanganan Perdamaian Colombia

Reporter

Editor

Natalia Santi

Kamis, 29 September 2016 00:46 WIB

Duta Besar RI untuk Kolombia, Trie Edi Mulyani di tengah masyarakat yang menyaksikan penandatanganan kesepakatan damai antara pemerintah Kolombia dengan FARC di Cartagena, 26 September 2016. Foto: KBRI Bogota

TEMPO.CO, Cartagena - Indonesia turut diundang untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian final pengakhiran konflik di Kolombia. Sekitar tiga ribuan orang berpakaian putih menghadiri peristiwa bersejarah tersebut di Cartagena, Kolombia.

Perjanjian Final Pengakhiran Konflik diteken oleh Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan kelompok pemberontak terbesar dunia, Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC), 26 September 2016.

Duta Besar RI untuk Kolombia, Trie Edi Mulyani, secara khusus diundang untuk menyaksikan peristiwa bersejarah yang juga dihadiri sejumlah kepala negara atau wakilnya serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa, Ban Ki-moon. Di antaranya Kuba, Bolivia, Venezuela, Chile, Brazil, Guatemala, Meksiko, Honduras, El Salvador, Panama, Kosta Rika, Ekuador, Peru, Argentina, Paraguay, Republik Dominik dan Amerika Serikat.

“Misi sudah tercapai, kini yang terpenting adalah pasca penandatanganan. Kedua pihak sangat menginginkan perdamaian. Kini bagaimana menjaga perdamaian demi kesejahteraan,” kata Trie Edi, yang akrab disapa dengan panggilan Niniek tersebut lewat pesan Whatsapp kepada Tempo.

Dia menuturkan penandatanganan perjanjian ini menjadi tonggak sejarah berakhirnya konflik bersenjata di Kolombia yang telah berlangsung selama 52 tahun. Konflik terlama di Amerika Latin. Kesepakatan itu sekaligus juga menandai pembubaran FARC dan dimulainya proses reintegrasisosial para eks kombatan FARC ke dalam masyarakat Kolombia.

Niniek memaparkan negosiasi perjanjian pengakhiran konflik telah diinisiasi Pemerintah Kolombia dan FARC sejak Maret 2011 di Havana, Kuba. “Ada enam agenda utama, yaitu reformasi kebijakan agraria di Kolombia, partisipasi politik eks kombatan FARC, solusi atas masalah narkotika, reparasi hak-hak korban dan transitional justice, mekanisme pengakhiran konflik serta implementasi perjanjian,” kata Niniek lewat surat elektronik kepada Tempo.



Pemerintah Kolombia banyak menerima dukungan internasional atas keberhasilan mencapai agenda kesepakatan perdamaian yang dapat dibilang paling komprehensif sepanjang sejarah. Namun di tingkat nasional, Pemerintah Kolombia justru mendapatkan tekanan besar dari masyarakat. Pemerintaha dinilai banyak memberikan komitmen politik kepada FARC demi mencapai suatu perdamaian. Antara lain pemberian amnesti atas kejahatan perang yang dilakukan anggota FARC.

Pemerintah Kolombia masih diharuskan melakukan referendum pada 2 Oktober 2016 untuk mengesahkan perjanjian pengakhiran konflik tersebut menjadi legislasi nasional. Pengesahan perjanjian baru terjadi apabila terdapat paling sedikit 13 persen pemilih tetap atau sekitar 4,5 juta penduduk yang memilih setuju.

Kelompok oposisi konservatif yang dipimpin oleh Alvaro Uribe, mantan Presiden Kolombia periode 2002-2010 telah gencar melakukan kampanye menolak ratifikasi perjanjian tersebut dan terus mendulang massa di berbagai daerah di Kolombia.

Selain itu, terdapat juga kekhawatiran akan meningkatnya jumlah pemilih yang abstain berdasarkan jajak pendapat terkini.

Apabila referéndum tidak mencapai mínimum jumlah suara sah 13 persen, maka Perjanjian akan batal menjadi legislasi dan tidak dapat diimplementasikan. Pemerintah Kolombia merasa yakin bahwa masyarakat Kolombia, yang telah lama menginginkan perdamaian, pada akhirnya akan mengesahkan Perjanjian tersebut.

Apabila pengesahan Perjanjian disetujui, Pemerintah Kolombia masih harus menghadapi banyak kendala lain. Di antaranya, pendanaan besar terkait proyek pasca konflik yang diperkirakan membutuhkan sekitar US$ 31 miliar. Lalu, masalah konflik sosial akibat reintegrasi ribuan eks kombatan FARC ke dalam masyarakat Kolombia. Juga masalah penyelesaian konflik dengan kelompok pemberonta klain yang masih tersisa, yaitu Ejército de Liberación Nacional (ELN), paramiliter dan Bandas Criminales (BACRIM).

NATALIA SANTI

Berita terkait

Kapal Turis Tenggelam di Kolombia, Sembilan Tewas

26 Juni 2017

Kapal Turis Tenggelam di Kolombia, Sembilan Tewas

Sebanyak sembilan orang tewas dan 28 lainnya hilang setelah sebuah kapal turis bertingkat yang membawa sekitar 170 penumpang tenggelam.

Baca Selengkapnya

Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta  

5 Mei 2017

Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta  

Seorang perempuan di Kolombia harus dioperasi setelah menelan uang kertas senilai US$ 7.000 atau sekitar Rp 93,3 juta setelah bertengkar dengan suaminya.

Baca Selengkapnya

Kolombia Makamkan Korban Banjir dan Tanah Longsor

4 April 2017

Kolombia Makamkan Korban Banjir dan Tanah Longsor

Menurutnya, Mocoa menerima sepertiga dari hujan bulanan berlangsung pada malam hari.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir Kolombia, Tim Pencari Korban Alami Kesulitan

3 April 2017

Longsor dan Banjir Kolombia, Tim Pencari Korban Alami Kesulitan

Tim pencari dan keluarga mengalami kesulitan menembus puing-
puing tertutup lumpur untuk mencari korban banjir dan longsor
di Kolombia

Baca Selengkapnya

Bencana Longsor, Presiden Kolombia Santos Umumkan Keadaan Darurat

2 April 2017

Bencana Longsor, Presiden Kolombia Santos Umumkan Keadaan Darurat

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengumumkan keadaan darurat di Mocoa, lokasi banjir bandang dan tanah longsor yang menewaskan lebih 200 orang.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kolombia Tewaskan 250 Orang

2 April 2017

Tanah Longsor di Kolombia Tewaskan 250 Orang

Mocoa adalah ibu kota Putumayo, dekat wilayah perbatasan Kolombia dengan Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kolombia, 112 Orang Tewas

2 April 2017

Tanah Longsor di Kolombia, 112 Orang Tewas

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos menuturkan setidaknya 112 tewas akibat tanah longsor yang melanda wilayah barat daya.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Makam Escobar, Penyanyi Rap Wiz Khalifa Dikecam Kolombia

27 Maret 2017

Kunjungi Makam Escobar, Penyanyi Rap Wiz Khalifa Dikecam Kolombia

Pemerintah Kota Medellin, Kolombia
mengecam musikus rap asal Amerika
Serikat, Wiz Khalifa setelah merilis
foto kunjungannya ke makam Pablo
Escobar.

Baca Selengkapnya

Kongres Kolombia Setuju Berdamai dengan Pemberontak  

1 Desember 2016

Kongres Kolombia Setuju Berdamai dengan Pemberontak  

Kesepakatan itu mewajibkan sekitar 7.000 anggota FARC menyerahkan senjata dan mulai membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Kolombia Perpanjang Gencatan dengan FARC hingga Akhir Tahun  

14 Oktober 2016

Kolombia Perpanjang Gencatan dengan FARC hingga Akhir Tahun  

Langkah ini ditempuh Santos untuk menyelamatkan pakta perdamaian yang kalah dalam referendum pada 2 Oktober lalu.

Baca Selengkapnya