Polisi Tembak Pria Kulit Hitam, North Carolina Darurat

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 22 September 2016 18:30 WIB

Sejumlah warga berkumpul di lokasi tewasnya Walter Scott di North Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, 8 April 2015. Kasus pembunuhan Scott telah dilimpahkan ke pengadilan. Dalam dokumen pengadilan South Carolina, Slager didakwa melakukan pembunuhan dan terancam hukuman penjara selama seumur hidup atau hukuman mati. AP/Chuck Burton

TEMPO.CO, New York - Kerusuhan rasial memasuki hari kedua di Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, sehingga memaksa gubernur negara bagian ini memberlakukan keadaan darurat di semua wilayah itu. "Saya mengumumkan perintah darurat dan mengerahkan Pasukan Pengawal Nasional untuk mengembalikan ketertiban," kata Gubernur Pat McCrory pada Rabu malam 21 September 2016.


Kerusuhan itu meletus setelah protes terhadap insiden seorang pria kulit hitam, Keith Lamont Scott yang ditembak mati oleh polisi pada Selasa 20 September 2016. Aksi protes tersebut berubah menjadi kerusuhan sehingga menyebabkan seorang demonstran terkena tembakan.


Tapi polisi setempat mengklaim, tembakan yang menyebabkan seorang demonstran terluka parah, diyakini dilepaskan oleh publik, bukan polisi.


Pada awalnya aksi protes berjalan dengan damai, para pemrotes berkumpul di Charlotte untuk menuntut keadilan bagi nasib Keith Lamont Scoott, 43 tahun, yang ditembak ketika sedang membaca buku sambil menunggu anaknya pulang dari sekolah.


Namun tindakan polisi anti huru-hara melepaskan gas air mata menyebabkan demonstrasi itu menjadi kerusuhan dengan demonstran bertindak ganas menghancurkan properti publik termasuk kendaraan polisi.


Advertising
Advertising

Pasukan keamanan juga menggunakan peluru karet untuk membubarkan protes, tetapi keadaan bertambah buruk ketika peserta demonstrasi terus bertambah.


Sepanjang Rabu malam itu sebanyak 16 anggota polisi dan beberapa demonstran terluka dalam insiden itu, tapi poisi belum menangkap satu orang pun.


BBC|YON DEMA

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

18 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

35 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

40 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya