Rusia Bantah Terlibat Penjualan Peralatan Militer Ke Irak

Reporter

Editor

Selasa, 5 Agustus 2003 18:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell mengatakan bahwa Russia telah memberi izin kepada Amerika Serikat untuk melakukan penelitian terhadap dugaan penjualan senjata dan perlengkapan militer canggih ke Irak. "Kami telah memberikan kepada mereka beberapa informasi terbaru dan segar tentang kepedulian kami,"kata Powell sambil menambahkan bahwa di telah bicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Igor Ivanov setiap harinya untuk memibcarakan masalah ini. Menurut Powell, Ivanov telah meyakinkannya bahwa informasi yang diterima Ivanov sangat penting dan mereka akan segera menyelidikinya. Powell menegaskan bahwa mereka tidak ingin masalah ini akan menghambat hubungan kedua negara ini. Saat ini, kata dia, Russia sedang berusaha keras untuk menjalani hubungan ini dan mereka akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pemerintah Russia, yang saat ini dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, membantah dugaan bahwa mereka telah menjulan senjata secara illegal kepada Iraq. Washington telah menuduh Moscow telah gagal melakukan pengawasan dan kontrol terhadap perusahaan yang diduga telah menjual kacamata untuk malam hari (night-vision goggles), senjata anti tank (anti-tank weapons) dan perangkat elektronik (electronic jamming tools) kepada Irak. Peralatan ini diduga membuat ancaman bagi pasukan koalisi. Menurut pejabat pemerintah Amerika penjualan ini dilakukan sejak bulan Februari dan diduga salah seorang teknisi asal Russia telah bergabung dengan Irak ketika perang dimulai minggu lalu. Dua perusahaan yang diduga terlibat dalam transaksi tersebut adalah Aviakonversiya dan KBP Tula. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Russia, Igor Ivanov dalam wawancaranya dengan TV CNN membahas mengenai tuduhan Amerika Serikat bahwa Russia telah menjual peralatan militer canggih kepada Irak termasuk kacamata, misil anti tank dan sistem pemandu global (global positioning system jammers). Amerika Serikat sejak Oktober akhir lalu, secara berulang-ulang membangkitkan isu ini, kata Ivanov, sehingga Presiden Russia Vladimir Putin telah memerintahkan untuk mempelajari dengan serius dan hati-hati dokumen yang diberikan Amerika. Pemerintah Russia juga telah menemukan bahwa tidak ada peralatan - militer atau yang lainnya- yang dikapalan ke Irak oleh Russia. Menurut Ivanov, kedua perusahaan yang diduga terlibat itu juga telah menyangkal keterlibatan mereka. Materi-materi tambahan yang diberikan oleh Amerika Serikat juga akan dipelajari dan jika ada seseorang yang terbukti melanggar sanksi tersebut maka akan dikenakan hukuman sesuai dengan hukum Russia. "Kami sangat serius dengan usaha Ameirka Serikat untuk menarik Russia kedalam perang Irak dengan membuat tuduhan tak beralasan," ujar Ivanov. Seperti diketahui Diplomat senior Amerika Serikat mengatakan bahwa Amerika mempunyai informasi sangat besar mengenai penolakan Moskow ini. Dengan tidak mau disebutkan namanya, diplomat ini mengatakan bahwa akhirnya Aviakonversiya telah melakukan perjanjian dengan Baghdad dan menempatkan pegawainya untuk membantu peralatan di Irak. Dewi Retno --- TNR

Berita terkait

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

51 menit lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

2 jam lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

3 jam lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

3 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

3 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

3 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

3 jam lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

3 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya