Mahmoud Abbas Jadi Agen Intelijen KGB, Ini Penjelasannya

Reporter

Kamis, 8 September 2016 13:57 WIB

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. REUTERS/Jacquelyn Martin/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas dilaporkan pernah bekerja sebagai mata-mata badan intelijen Uni Soviet (KGB). Informasi ini terungkap dari dokumen arsip memuat nama agen-agen Soviet dari 1983.

Di dokumen yang merujuk nama Abbas hanya ditulis secara tersamar dalam dua baris kalimat. Nama Abbas diberi kode sebagai "Mole" kemudian di akhir identitasnya tertulis dua kata: K.G.B. agent.

Mengutip New York Times, 7 September 2016, dokumen tentang Abbas sebagai agen KGB diduga disuarakan media Israel pada Rabu malam, 7 September 2016. Dan pejabat Palestina secepatnya menghapus informasi itu.

Munculnya dokumen ini bertepatan dengan upaya Presiden Rusia Vladimir Putin mempertemukan Abbas dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Delegasi Rusia dikabarkan telah berada di Jerusalem pekan ini untuk bertemu dengan Netanyahu.

Adapun pemimpin Israel dan Palestina belum memberi penjelasan tentang pertemuan ini.

"Saya kira penting saat ini memberi konteks atas upaya Rusia mengatur pertemuan antara Abbas dan Netanyahu, khususnya karena Abbas bergabung dengan KGB dulunya bersama Putin," kata Gideon Remez, satu dari dua peneliti di Institut Truman di Universitas Hebrew, Jerusalem. Remez yang menemukan dan membuka dokumen Sovyet tentang Abbas di media Israel, Channel 1.

Pejabat Palestina menuding laporan tentang Abbas agen intelijen KGB sebagai upaya merendahkan Abbas yang sedang berjuang dengan orang-orang yang berbeda pendapat dengannya di Palestina dan mencari dukungan di luar negeri.

Sedangkan radio Israel, Gal Berger, memberitakan, pejabat-pejabat Palestina tertawa mendengarkan laporan itu. "Ini jelas upaya untuk merusak Abu Mazen (panggilan untuk Mahmoud Abbas) dengan segala hal, termasuk Israel. Ini upaya lain untuk memfitnahnya," kata Mohammed al-Madani, anggota komite pusat partai Fatah, kepada harian Israel, Haaretz.

Lagi pula, menurut pejabat Palestina, Abbas tidak diperlukan untuk menjadi agen intelijen Soviet. Alasannya, Organisasi Pembebasan Palestina saat itu secara terbuka bekerja sama dengan Moskow. Abbas, yang membangun persahabatan Palestina-Soviet menjadikan dirinya sebagai penghubung untuk Moskow.

Dokumen Soviet yang menyebut nama Abbas telah diberikan kepada Inggris oleh mantan pengarsip KBG, Vasily Mitrokhin. Dokumen itu saat ini disimpan di Pusat Arsip Churchill di Universitas Cambridge dan dibuka untuk publik sejak dua tahun lalu.

Dokumen KGB tahun 1983 menyebut nama Abbas, Mahmoud, lahir tahun 1935 di Palestina, sebagai agen di Damaskus. Dia dinamai Krotov, nama lain dari Mole. Namun dokumen itu tidak menjelaskan, misalnya, bagaimana dan kapan Abbas direkrut, apa yang dikerjakannya untuk KGB, apakah dia dibayar untuk itu, dan untuk berapa lama dia menjadi agen KGB.

NEW YORK TIMES | MARIA RITA




Berita terkait

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

36 menit lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

4 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

11 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

12 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

12 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

13 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

13 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

14 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya