KTT ASEAN Ke-29, Jokowi Soroti Pencurian Ikan di Laut  

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 7 September 2016 15:47 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kedua kanan) dan pimpinan negara-negara ASEAN disela pembukaan Asean Summit ke-28 dan 29 serta Related Summit di National Convention Center, Vientiane, Laos, 6 September 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akhirnya menyinggung pencurian ikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Ke-29 di Vientiene, Laos. Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan pentingnya kerja sama maritim dalam retreat KTT ASEAN di National Convention Centre, Laos.

"Bagi saya, kerja sama maritim (di antara negara ASEAN) harus sungguh-sungguh mengatasi sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, sengketa wilayah, penculikan, dan perampokan bersenjata," ujar Presiden Joko Widodo di Laos, sebagaimana dikutip dari siaran pers Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Rabu, 7 September 2016.

Presiden Jokowi berkata, empat masalah tersebut baru bisa teratasi jika negara-negara ASEAN bekerja sama. Jika bergerak sendiri-sendiri, negara-negara ASEAN akan kesulitan karena wilayah perairan Asia Tenggara terlampau luas.

Menurut Presiden, mekanisme yang ada di ASEAN saat ini belum maksimal untuk menangani masalah-masalah tersebut. Forum seperti ASEAN Plus Three, ASEAN Regional Forum, dan East Asia Summit (EAS) belum sepenuhnya menjamin ketenangan di kawasan saat sejumlah aktivitas di wilayah Asia Tenggara berpotensi meningkatkan ketegangan dan dapat mengakibatkan konflik terbuka.

"Untuk itu, kita memerlukan arsitektur keamanan kawasan yang kokoh, yang komprehensif, yang memajukan sentralitas ASEAN serta berkontribusi lebih efektif bagi keamanan dan stabilitas kawasan," tuturnya. "Jangan sampai aksi kriminal di laut menjadi hal yang biasa, a new normal."

Ucapan Presiden Joko Widodo tersebut menyinggung sejumlah isu kelautan dan keamanan yang menyerang Indonesia beberapa bulan terakhir. Salah satunya penyanderaan warga negara Indonesia di perairan Sulu, Filipina, oleh jaringan teroris Abu Sayyaf. Berbagai cara sedang dilakukan untuk meminimalkan kejadian itu, termasuk membuat kerja sama trilateral. Namun gangguan stabilitas tetap terjadi.

Contoh lain adalah pencurian ikan dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Laut Cina Selatan. Kawasan laut ini pernah dimasuki kapal-kapal ilegal asal Cina yang berupaya mengambil ikan di sana. Aksi itu berhasil dicegah TNI Angkatan Laut. Namun pemerintah Cina memprotes tindakan Indonesia dengan mengatakan kawasan ZEE Indonesia masuk dalam perairan pemancingan tradisional Cina, yang terjadi sejak zaman nenek moyang mereka. Indonesia menyerang balik dengan mengatakan hal itu tidak diakui hukum maritim internasional, seperti diputuskan Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag, Belanda, baru-baru ini.

Sejak awal, Indonesia sudah memprediksi isu stabilitas kawasan dan konflik yang mengancamnya akan kembali ditekankan pada KTT ASEAN tahun ini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sempat menuturkan hampir pasti isu Laut Cina Selatan akan disinggung dalam KTT ASEAN, baik oleh Indonesia maupun negara lain.

ISTMAN M.P.




Berita terkait

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

3 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

4 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

9 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

12 hari lalu

ASEAN dan Australia Memperingati 50 Tahun Kemitraan

ASEAN dan Australia memperingati 50 tahun pertemuan pertama antara Sekretaris Jenderal ASEAN dan para pejabat Australia pada 16 April

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

19 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

21 hari lalu

Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.

Baca Selengkapnya

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

22 hari lalu

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

Ditujukan untuk memberikan bantuan teknis kepada para official Kementerian Keuangan Laos dalam mempersiapkan agenda gelaran pertemuan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

23 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

23 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya