Pertama Kali, Perundingan Budha-Rohingya di Myanmar

Reporter

Senin, 5 September 2016 21:30 WIB

Pengungsi Rohingya dan Banglades mengumpulkan air hujan dengan piring dan botol di kamp pengungsi sementara di Maungdaw, Myanmar, 4 Juni 2015. Sekitar 400 orang pengungsi berkumpul di kamp ini tanpa makanan dan air bersih yang memadai. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Yangon - Pemerintah Myanmar untuk pertama kalinya akan menfasilitasi pertemuan bersejarah antara umat Buddha dan etnis Muslim Rohingya. Hal tersebut disampaikan Konselor Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, di sela-sela kunjungan ke pertemuan komisi khusus tentang Rohingya.

Suu Kyi menemui anggota komisi pada Senin, 5 September 2016, dalam pertemuan pertama mereka di Yangon. Komisi yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia di negara bagian barat laut Rakhine itu dipimpin oleh Kofi Annan, bekas sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Ini masalah yang selama ini gagal untuk diselesaikan. Kami berharap komisi ini akan membantu menemukan solusinya, " kata Suu Kyi pada pertemuan di Yangon.

Nasib Rohingya yang tinggal di Rakhine telah menimbulkan pertanyaan tentang komitmen Suu Kyi terhadap hak asasi manusia, isu sensitif secara politis untuk Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), yang meraih kemenangan dalam pemilu tahun lalu.

Lebih dari 100 orang tewas dalam kekerasan di Rakhine pada tahun 2012 dan sekitar 125.000 Muslim Rohingya mengungsi di kamp-kamp di mana gerakan mereka sangat dibatasi. Ribuan telah melarikan diri dari penganiayaan dan kemiskinan dengan perahu. Rohingya dianggap oleh banyak orang di Myanmar sebagai imigran ilegal dari Bangladesh dan sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan.

Suu Kyi, yang secara konstitusional dilarang menjadi presiden tetapi berperan dalam pemerintahan sebagai konselor negara dan menteri luar negeri, bulan lalu mengumumkan komisi sembilan anggota, yang terdiri atas enam warga Myanmar dan tiga orang asing, untuk memberikan masukan bagi pemerintahannya terkait masalah Rohingya.

Anggota panel tersebut akan melakukan perjalanan ke ibu kota negara bagian Sittwe, di mana Annan akan menyampaikan pidato pada Selasa dan komisaris bertemu dengan anggota dari komunitas Rohingya dan Buddha Rakhine.

Sementara itu, partai politik terbesar di negara bagian Rakhine, Arakan National Party yang kerap mengkritik panel tersebut, mengatakan bahwa orang asing tidak memahami sejarah daerah mereka sehingga akan meningkatkan prospek ketegangan. Selain itu mereka juga mengatakan bahwa akan melakukan aksi protes selama kunjungan itu.

Beberapa anggota partai yang dibentuk oleh garis keras komunitas Buddha Rakhine akan berpartisipasi dalam protes terhadap komisi pada hari Selasa yang akan berlangsung selama dua hari.

REUTERS | YON DEMA

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

15 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya