Duterte: Berantas Kekerasan tanpa Dibatasi Hukum  

Reporter

Sabtu, 3 September 2016 17:02 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab sejumlah pertanyaan awak media saat mengunjungi lokasi ledakan bom di kota Davao, Filipina, 2 September 2016. Saat terjadinya serangan bom, Duterte tengah berada di kawasan tersebut. REUTERS

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan tanpa dibatasi aturan hukum menyusul ledakan di sebuah pasar di Davao City yang menewaskan 14 orang pada Jumat malam, 2 September 2016. Davao City merupakan kampung halaman Duterte.

Duterte, mantan Wali Kota Davao selama lebih dari dua dekade, mengatakan ledakan terjadi di luar Hotel Marco Polo. Ini merupakan kejadian yang luar biasa di Filipina dan pasukan keamanan akan melipatgandakan upaya untuk mengatasi kejahatan, peredaran narkoba, dan pemberontakan.

"Saya harus menyatakan keadaan tanpa hukum di negara ini, namun ini bukan darurat militer," kata Duterte tanpa menjelaskan lebih rinci maksud pernyataannya, seperti dikutip dari Channel News Asia pada 3 September 2016.

Baca:
Ledakan Bom, Filipina Tuding Kelompok Abu Sayyaf
Ledakan Terjadi di Filipina, 10 Orang Tewas

Duterte berada di satu pertemuan sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Davao ketika ledakan terjadi. Menyusul ledakan tersebut, presiden berusia 71 tahun itu lantas membatalkan perjalanan ke Brunei Darussalam yang akan menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden.

Ledakan tersebut datang setelah Duterte mengkampanyekan sejumlah upaya tanpa kompromi dalam memberantas gembong narkoba, pemberontak Islamis, dan birokrat yang korup.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terkait dengan ledakan yang terjadi di depan hotel yang menjadi langganan Duterte menginap saat kampanye pemilihan presiden pada Mei lalu itu. Namun pihak berwenang telah menaruh kecurigaan terhadap kelompok militan Islam dalam negeri sebagai pelaku.

Polisi mengatakan 69 orang terluka di samping 15 orang yang meninggal disebabkan ledakan yang terjadi sekitar pukul 22.30 waktu setempat di Pasar Roxas yang terletak di luar Marco Polo Hotel.

Polisi belum mengungkapkan rincian dari penyelidikan awal mereka, tapi Wali Kota Davao Sarah Duterte mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa ledakan itu berasal dari bom.

CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya