Lakukan Kekerasan, Venezuela Tangkap Oposisi

Reporter

Editor

Rabu, 31 Agustus 2016 23:01 WIB

Mantan Presiden Kuba Fidel Castro, Presiden Bolivia Evo Morales dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat berada di Havana, Kuba, 13 Agustus 2015. REUTERS/Agencia Boliviana de Informacion/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan, petugas keamanan menangkap sejumlah aktivis oposisi yang dituding akan melakukan kekerasan pada unjuk rasa Kamis, 1 September 2016.

"Mereka kini meringkuk dalam tahanan," Al Jazeera melaporkan, Rabu, 31 Agustus 2016.

Beberapa pemimpin oposisi mengritik penahanan terhadap para aktivis penentang pemerintah pada Selasa, 30 Agustus 2016, karena hal tersebut dianggap sebagai sebuah intimidasi. Untuk itu, mereka meminta kepada seluruh rakyat Venezuela berunjuk rasa di ibu kota Caracas seraya mendesak pemerintah melakukan referendum menentang Maduro.

Aksi jalanan yang akan digelar Kamis tersebut menyusul ketegangan berbulan-bulan antara Presiden Maduro dengan anggota legislatif yang dikuasai oleh kelompok oposisi. Ketegangan tersebut dipicu oleh inflasi tinggi di Venezuela, produksi menurun, dan kondisi ekonomi melemah.

Menurut Maduro, sebagaimana dikutip Al Jazeera, demonstrasi yang dijadwalkan besok tersebut terindikasi akan menimbulkan kekerasan sekaligus sebagai panggung melakukan kudeta terhadap pemerintahannya.

"Kita harus menang perang melawan kudeta, sebelum, selama, dan sesudah tanggal yang direncanakan kaum fasis itu," kata Maduro.

"Kami menangkap sekelompok orang yang membawa peralatan penting, bahan peledak C4. Kami menangkap mereka pada saat yang tepat, termasuk siapa saja yang terlibat dalam rencana makar atau meyerukan kekerasan. Mereka akan kami kirim ke kerangkeng besi," tuturnya.

Pada pidatonya yang direkam wartawan, Maduro juga menuding Amerika Serikat merencakanan perlawanan terhadap pemerintahan sayap kiri di Amerika Latin tersebut. "Ancaman secara langsung datang dari imperialisme Amerika Serikat," katanya.

Badan intelijen Venezuela menyerbu markas partai oposisi Popular Will pada Selasa, 30 Agustus 2016, dan menahan aktivis oposisi Carlos Melo. Adapun aktivis dari Popular Will lainnya, Yon Goicoechea, dicokok pada Senin, 29 Agustus 2016, lantaran dituduh membawah bahan peledak.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN


Berita terkait

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

25 April 2017

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

20 April 2017

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

25 Maret 2017

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.

Baca Selengkapnya