Hakim Perintahkan E-Mail Hillary Clinton Soal Benghazi Dibuka

Reporter

Jumat, 26 Agustus 2016 10:41 WIB

Hillary Clinton saat memberi penjelasan tentang penyerangan di Benghazi, Libya, di depan anggota Senat.

TEMPO.CO, Washington - Hakim Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Florida Selatan memerintahkan Kementerian Luar Negeri membuka surat elektronik atau e-mail Hillary Clinton dan Gedung Putih sejak 2012 hingga 2013 yang terkait dengan serangan bersenjata ke kompleks diplomatik Amerika Serikat di Benghazi, Libya.

Perintah hakim ini untuk merespons permohonan kelompok pemantau Judicial Watch yang menggugat Kementerian Luar Negeri dan Clinton sebagai Menteri Luar Negeri Amerika saat serangan ke kompleks diplomatik Amerika terjadi. Judicial Watch mengajukan permohonan itu merujuk pada Undang-Undang Kebebasan Informasi.

Hakim William Dimitrouleas meminta surat elektronik itu dibuka pada 13 September mendatang, seperti dilansir Reuters, Kamis, 25 Agustus 2016.

Peristiwa serangan bersenjata ke kompleks diplomatik Amerika terjadi pada 11 September 2012 malam. Segerombolan orang bersenjata menembaki gedung dan membakarnya. Duta Besar Amerika untuk Libya, J. Christopher Stevens; anggota staf informasi Kementerian Luar Negeri Amerika, Sean Smith; dan dua anggota pasukan Angkatan Laut Amerika (SEALs) tewas.

Pada awal Agustus, Biro Investigasi Federal Amerika (FBI) menyelidiki 14.900 surat elektronik yang keluar dan masuk dari akun e-mail pribadi Clinton saat wanita itu menjabat Menteri Luar Negeri Amerika.

Clinton dikecam karena menggunakan e-mail pribadi dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri Amerika dari 2009 sampai 2013.

Masyarakat Amerika menguji kepercayaan mereka terhadap Clinton, yang menjadi kandidat Presiden Amerika dari Partai Demokrat. Ia bertarung melawan Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik.

Atas temuan FBI, Clinton menyatakan tidak mengetahui e-mail yang dikirimnya atau diterimanya lewat akun pribadi bersifat rahasia. Clinton kemudian menyatakan permintaan maaf. "Saya bertanggung jawab," tutur Clinton.

REUTERS | WASHINGTON POST | MARIA RITA




Berita terkait

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

9 Februari 2024

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

Putin menegaskan penyelesaian perang secara damai hanya akan mungkin terjadi jika Washington berhenti memasok senjata ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

COP28 Bahas Perubahan Iklim Picu Banyak Penyakit, Ada Hillary Clinton dan Bill Gates

3 Desember 2023

COP28 Bahas Perubahan Iklim Picu Banyak Penyakit, Ada Hillary Clinton dan Bill Gates

KTT iklim COP28 pada hari Minggu, 3 Desember 2023 ini akan mengalihkan perhatiannya pada realitas perubahan iklim yang memicu lebih banyak penyakit.

Baca Selengkapnya

Tuntut Hillary Clinton Tanpa Bukti, Trump dan Pengacaranya Didenda Rp14 M

20 Januari 2023

Tuntut Hillary Clinton Tanpa Bukti, Trump dan Pengacaranya Didenda Rp14 M

Donald Trump dan pengacaranya dihukum denda Rp14 miliar karena tanpa bukti menuntut Hillary Clinton

Baca Selengkapnya

Hillary Clinton Dapat Pekerjaan Baru Jadi Profesor di Universitas Kolombia

6 Januari 2023

Hillary Clinton Dapat Pekerjaan Baru Jadi Profesor di Universitas Kolombia

Hillary Clinton mendapat pekerjaan baru. Dia direkrut menjadi seorang professor di Universitas Kolombia di New York

Baca Selengkapnya

Alasan Hillary Clinton Memilih Pakai Setelan Celana dan Tinggalkan Rok

6 September 2022

Alasan Hillary Clinton Memilih Pakai Setelan Celana dan Tinggalkan Rok

Hillary Clinton mulai mengganti cara berpakaiannya setelah mengunjungi Brazil pada 1995. Ada insiden tidak menyenangkan dengan fotografer.

Baca Selengkapnya

Hillary Clinton Unggah Foto Berjoget, Dukung PM Finlandia Sanna Marin

29 Agustus 2022

Hillary Clinton Unggah Foto Berjoget, Dukung PM Finlandia Sanna Marin

Hillary Clinton memberikan dukungan kepada PM Finlandia Sanna Marin yang terlibat skandal video sedang dugem.

Baca Selengkapnya

Sanksi Rusia untuk 13 Pejabat AS Ditanggapi dengan Bercanda oleh Gedung Putih

16 Maret 2022

Sanksi Rusia untuk 13 Pejabat AS Ditanggapi dengan Bercanda oleh Gedung Putih

Mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menanggapi sanksi Rusia dengan cemoohan, "terima kasih atas penghargaan seumur hidup ini".

Baca Selengkapnya

Donald Trump Beri Sinyal Kemungkinan Maju di Pilpres AS 2024

27 Juni 2021

Donald Trump Beri Sinyal Kemungkinan Maju di Pilpres AS 2024

Di hadapan ribuan pendukungnya, Donald Trump memberi sinyal kemungkinan maju kembali di pemilihan presiden AS 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya