AS Akui Dua Pilotnya Tertangkap di Irak

Reporter

Editor

Selasa, 5 Agustus 2003 16:40 WIB

TEMPO Interaktif, Washington, AFP:Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) mengumumkan bahwa daftar tawanan perang tentara AS dalam perang di Irak hingga hari ini bertambah menjadi tujuh orang. Dua pilot helikopter Apache bergabung bersama lima orang rekannya yang berasal dari unit pemeliharaan yang telah terlebih dahulu berada dalam daftar itu akibat sergapan di Nassiriya, sebelah Tenggara Irak. Pentagon mengidentifikasi kedua pilot itu masing-masing Sersan Kepala David Williams (30 tahun) dan Sersan Kepala Ronald Young Jr (26 tahun). Young disebutkan berasal dari Lithia Springs, Georgia, sedang Williams hanya disebutkan berasal dari Florida. Seperti diketahui Williams dan Young yang terlibat dalam misi untuk melumpuhkan Divisi Garda Republik di Barat Daya Bagdad terpaksa melakukan pendaratan darurat di Kerbala, 70 mil dari Bagdad. Helikopter serang Apache AH 64 bermesin ganda buatan Boeing yang digunakannya dilaporkan ditembak seorang petani, Ali Obeid-Mingash, yang ikut berjuang dengan senjata tradisionalnya. Apabila janji pemimpin Irak, Saddam Hussein, dipenuhi maka Ali akan memperoleh 50 juta dinar atau senilai dengan US$ 16500 sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya. Senin kemarin Televisi Irak telah menyiarkan wajah dan investigasi terhadap Williams dan Young yang dinyatakan sebagai tawanan perang. Dalam siaran itu diperlihatkan kartu kredit dan identitas, termasuk Surat Izin Mengemudi dari negara bagian Texas. Mereka yang masih mengenakan seragam pilot berwarna gurun itu terlihat muram dan sedikit gelisah meski mereka hanya diam saja selama empat hingga lima menit tayangan itu. Sementara, dari Georgia, Kay, ibu dari Ronald Young mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN bahwa putranya kelihatan baik-baik saja. Dia terlihat seperti biasanya ketika dia sedang marah, kata Kay sambil menambahkan bahwa Young tidak memiliki keraguan ketika akan berangkat ke Timur Tengah. Kondisi helikopter yang ditinggalkan oleh kedua pilotnya itu sendiri, seperti diperlihatkan dalam tanyangan Televisi Irak, masih cukup baik. Pasukan AS dikabarkan kini tengah berupaya untuk menghancurkannya, mencegah pasukan Irak memanfaatkan peralatan maupun persenjataan canggih yang ada dalam salah satu alat perang paling efektif di dunia itu. Seorang pejabat di Pusat Komando AS itu bahkan mengungkapkan bahwa pasukan AS telah berhasil melakukan misi penghancurkan helikopter Apache itu. Dia mengatakan bahwa badai pasir yang terjadi pada Selasa pagi memang sempat membatasi pandangan pasukan AS untuk dapat memastikan bahwa helikopter itu berhasil di hancurkan. Helikopter itu telah berhasil dihancurkan, kata pejabat itu tanpa mau disebutkan namanya. Pemerintah AS sendiri memandang beberapa kali siaran atas tawanan perang yang dilakukan penguasa Irak itu sebagai tindakan yang menjijikkan. Investigasi yang ditayangkan langsung juga dinilai telah menyalahi Konvensi Jenewa tentang perlakuan yang semestinya terhadap tawanan perang. Namun demikian Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan pada Senin bahwa kedua belah pihak, AS dan Irak, telah mengingkari konvensi itu dengan mengizinkan gambar-gambar para tawanan perang itu disiarkan melalui televisi. Wuragil --- TNR

Berita terkait

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

9 menit lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

12 menit lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

23 menit lalu

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

Bapak satu anak itu nekat merampas ponsel siswi SMP di Depok itu hingga korban jatuh dan terseret, setelah gagal transaksi HP secara COD.

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

1 jam lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

2 jam lalu

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.

Baca Selengkapnya

Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

3 jam lalu

Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Hilangnya ingatan alias memori jangka pendek adalah peningkatan atau kelupaan yang tidak biasa segera setelah mengalami suatu peristiwa.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 jam lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

4 jam lalu

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

Buat yang sedang mencari pasangan melalui proses perjodohan atau kencan kilat, perhatikan beberapa hal penting berikut agar tak salah pilih.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

5 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

5 jam lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya