TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Kementerian Kehakiman Amerika Serikat tiba di Ankara untuk membicarakan permintaan Turki mengenai ekstradisi tokoh muslim yang dituding menjadi otak di balik kudeta 15 Juli 2016. Hal itu disampaikan pejabat senior Turki yang tak bersedia disebutkan namanya.
Kehadiran utusan AS itu dianggap sebagai perkembangan bagus menyusul permintaan Turki mengekstradisi Fethullah Gulen yang sekarang ini bermukim di Pennsylvania. Pengusaha sekaligus pemimpin agama kelahiran Turki ini secara resmi diminta dikembalikan ke negaranya untuk dimintai pertanggungjawaban atas kudeta militer.
Turki mengatakan, para pendukung Gulen bersama militer telah melakukan kudeta gagal pada 15 Juli 2016. Para pelaku kudeta sipil didukung militer telah memiliki agenda untuk menjalankan roda pemerintahan.
Menurut informasi yang diperoleh Al Jazeera dari kedua pejabat Turki tersebut, utusan AS akan mengadakan pertemuan membahas masalah teknis ekstradisi dengan rekannya dari kementerian Kehakiman.
"Utusan AS juga membucarakan bukti-bukti yang dimiliki Turki atas keterlibatan Gulen dalam kudeta dan kegiatan ilegal lainnya," tulis Al Jazeera, Selasa, 23 Agusus 2016.
Delagasi AS tiba di Ankara pada Senin, 22 Agusus 2016. Selanjutnya mereka mengadakan pertemuan pada 23 dan 24 Agustus 2016 waktu setempat. Turki secara resmi meminta Gulen ditahan di AS pekan lalu.
Setelah insiden 15 Juli 2015, pengadilan Turki menggelar kasus dengan sasaran Gulen. Sebelum kudeta gagal, Turki pernah mengajukan permohonan ekstradisi kepada pemerintah AS terkait dengan proses peradilan Gulen yang tertunda.
"Kami minta Gulen dikembalikan ke pengadilan Turki mengingat proses peradilan terhadap dia dan perjanjian ekstradisi antara Turki dan AS. Kami melihat langkah ini menuju ke arah positif," kata pejabat senior Turki kepada Al Jazeera.
Yasin Aktay, wakil ketua partai berkuasa, Partai Pembangunan dan Keadilan, mengatakan kepada Al Jazeera, selama pertemuan, delegasi AS diharapkan dapat mengklarifikasi butki yang dimiliki Turki terhadap jaringan Gulen.
"Bagi kami ini aneh, delegasi AS belum yakin atas bukti-bukti yang kami miliki. Seharusnya pertemuan ini tidak ada," ucap Aktay.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Eks Menteri Turki Dirikan Partai untuk Hadang Erdogan
26 Oktober 2017
Eks Menteri Dalam Negeri Turki, Meral Aksener dirikan partai baru untuk geser Erdogan dari kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden mendatang.
Baca SelengkapnyaErdogan Ganti Komandan Militer Darat, Udara dan Laut Turki
4 Agustus 2017
Perubahan besar di tubuh militer Turki ini dilakukan setelah percobaan kudeta yang gagal lebih dari setahun lalu.
Baca SelengkapnyaLagi, Turki Perpanjang Masa Darurat untuk Tiga Bulan
18 Juli 2017
Turki memperpanjang masa darurat untuk keempat kalinya
Baca SelengkapnyaPemerintah Erdogan Tangkap Direktur Amnesty International Turki
7 Juli 2017
Aparat Turki menangkap Direktur Amnesty International Turki, Idil Eser, atas dugaan memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen
Baca SelengkapnyaJokowi dan Erdogan Sepakati Kerja Sama Antiteror dan Persenjataan
7 Juli 2017
Presiden Erdogan menyambut baik pernyataan Jokowi dan menekankan pentingnya pencegahan limpahan teroris ISIS ke negara lain.
Baca SelengkapnyaTerkait Kudeta Gagal, Turki Adili Jurnalis Kenamaan
19 Juni 2017
Turki mengadili 17 orang yang sebagain besar merupakan jurnalis kenamaan karena dituding terlibat dalam kudeta gagal pada Juli 2016.
Baca SelengkapnyaPaspamres Terancam Ditangkap, Erdogan Kecam Amerika Serikat
16 Juni 2017
Erdogan memprotes Amerika Serikat yang dilaporkan mengeluarkan surat penangkapan terhadap Pasmpamres pelaku pemukulan.
Baca SelengkapnyaGebuki Demonstran di AS, Paspampres Erdogan Terancam Ditangkap
16 Juni 2017
AS mengelurkan surat penangkapan terhadap 12 paspampres Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena memukuli demonstran di Washington
Baca SelengkapnyaTerkait Gulen, Penasehat Perdana Menteri Turki Ditahan
3 Juni 2017
Diduga memiliki hubungan dengan ulama Fethullah Gulen yang didakwa berada di balik kudeta Juli 2016.
Baca SelengkapnyaSetelah Topan Yolanda, Turki Bangun Masjid di Filipina
2 Juni 2017
TDV menghabiskan dana sekitar Rp 13 miliar, termasuk untuk pembangunan masjid di tiga kawasan di Kota Ormoc.
Baca Selengkapnya