Malaysia Minta AS Tidak Bebaskan Hambali  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 23 Agustus 2016 21:38 WIB

Hambali

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia meminta Panel Dewan Amerika Serikat menolak permohonan bebas teroris Indonesia, Encep Nurjaman alias Riduan Isamuddin, dari penjara Guantanamo Bay.

Permohonan tersebut dibuat karena Malaysia melihat mantan pemimpin Al-Qaeda itu, yang juga dikenal sebagai Hambali, sebagai ancaman keamanan utama di Asia Tenggara.

"Hambali seorang yang sangat berbahaya. Jika bandingnya diterima, saya berharap pemerintah Indonesia akan menahannya," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Nur Jazlan Mohamed, seperti dilansir Bernama pada Selasa, 22 Agustus 2016.

Mohamed mengatakan kehadiran Hambali di wilayah ini dapat memberi angin segar dan harapan baru bagi kelompok teroris yang kini mengalami degradasi kepemimpinan.

Mohamed menambahkan, Hambali dihormati kelompok teroris karena kaitannya dengan Al-Qaeda dan sebagai orang utama dalam jaringan teroris regional.

Teroris yang mendalangi pengeboman Bali pada 2002, yang menewaskan 202 orang, sedang berusaha agar dibebaskan dari Guantanamo, tempat dia ditahan selama 13 tahun. Hambali juga memainkan peran di balik pengeboman gereja di Indonesia dan rencana membunuh pemimpin dunia saat konferensi di Bangkok pada 2003.

Hambali ditangkap dan ditahan dalam penjara oleh Badan Intelijen Amerika (CIA) selama tiga tahun sebelum dipindahkan ke Camp Delta di Guantanamo Naval Base, penjara dengan keamanan maksimum, pada 4 September 2006.

Hambali ditangkap di Ayutthya, Thailand pada 11 Agustus 2003, di mana ia telah merencanakan serangan selama KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Bangkok yang dihadiri para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat George W. Bush.

Teroris yang kini berusia 52 tahun itu membuat permohonan tersebut setelah Presiden Amerika Barack Obama mempercepat janjinya untuk mengosongkan Camp Delta, penjara militer Amerika yang dibangun di Kuba. Obama telah berjanji akan menutup penjara itu sebelum pemerintahannya berakhir.

Panel review yang mendengarkan pembacaan permohonan tersebut belum mengeluarkan keputusan terkait dengan status Hambali dan masih menunggu sekitar 30 hari untuk mendapat rekomendasi. Adapun panel itu beranggotakan enam orang yang berasal dari pejabat Pentagon dan badan-badan pemerintah lain.

Hambali disebut oleh beberapa pengamat terorisme sebagai Osama bin Laden Asia Tenggara.

BERNAMA | THE MALAY MAIL ONLINE | YON DEMA

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

18 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya