Hakim Perintahkan 14 Ribu E-mail Hillary Clinton Diperiksa  

Reporter

Selasa, 23 Agustus 2016 09:40 WIB

Hillary Rodham Clinton menjadi orang keenam dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Walaupun ia belum resmi mencalonkan diri untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden AS berikutnya, ia telah digadang-gadang akan menjadi lawan yang patut disegani. Patrick Smith/Getty Images

TEMPO.CO, Washington - Hakim pengadilan distrik Amerika Serikat, James Boasberg, memerintahkan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk memeriksa kembali 14 ribu e-mail berikut lampiran yang dikirim dari alamat e-mail pribadi mantan menteri luar negeri AS Hillary Clinton.

Perintah hakim ini menindaklanjuti hasil temuan badan penyelidikan pemerintah Amerika Serikat (FBI) bahwa Clinton menggunakan alamat e-mail pribadi dalam menjalankan tugasnya sebagai menteri luar negeri, seperti dikutip dari Channel News Asia, 23 Agustus 2016. Clinton dilaporkan menggunakan server pribadi dari rumahnya.

Selain memerintahkan peninjauan kembali, hakim juga menjadwalkan 23 September mendatang untuk mendengarkan rilis sejumlah e-mail tersebut. Ini merupakan batas waktu sebelum pemilihan presiden AS yang diadakan pada 8 November 2016. Hillary Clinton merupakan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat yang akan bertarung melawan Donald Trump dari Partai Republik.

FBI dari hasil investigasinya menilai Clinton sangat ceroboh dengan menggunakan server pribadi untuk informasi sensitif.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mark Toner, mengatakan kepada wartawan pihaknya masih memeriksa kembali 14.900 dokumen dan belum jelas berapa banyak yang bersifat pribadi dan yang terkait dengan pekerjaan. Kementeriannya juga belum jelas mengetahui bagaimana dokumen yang sudah dirilis diduplikasi tapi ada beberapa yang belum dibuka.

Kementerian Luar Negeri AS telah memusnahkan 30.068 e-mail milik Clinton saat Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri dari 2009 hingga 2013. Yang sudah dirilis sekitar 55 ribu halaman. Lebih dari 2.000 e-mail yang ditemukan diklasifikasikan sebagai informasi.

Atas temuan ini, Clinton sudah menyatakan maaf dan siap bertanggung jawab. "Saya bertanggung jawab," kata Clinton.

Colin Powell, mantan menteri luar negeri sebelum Clinton, belakangan muncul memberikan pernyataan bahwa dia memang pernah menyarankan Clinton menggunakan alamat e-mail pribadi.

Powell, sebagai menteri luar negeri AS dari 2001 hingga 2005 di masa George W. Bush dari Partai Republik menjabat presiden, mengatakan Clinton telah memilih untuk menggunakan e-mail pribadi ketimbang akun e-mail pemerintah.

"Orang-orangnya telah berusaha menuding saya, yang benar adalah dia saat itu menggunakan e-mail pribadi selama setahun sebelum saya mengirimkan memo kepadanya untuk menjelaskannya bahwa saya dulu melakukan itu," kata Powell saat diwawancara People Magazine.

Pekan lalu, New York Times melaporkan penjelasan Clinton ke FBI sehubungan penggunaan e-mail pribadinya. Menurut Clinton, Powell yang telah menyarankannya untuk menggunakan e-mail pribadi untuk e-mail berkategori "unclassified". Saat itu, Powell bertemu Clinton untuk makan malam.

Pembicaraan keduanya berlangsung saat Clinton baru menjabat menteri luar negeri beberapa bulan lamanya.

Ternyata, dari pemberitaan Reuters, Condoleezza Rice yang menggantikan Powel juga menerima e-mail berkategori "classified information" via e-mail pribadi.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA

Berita terkait

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

12 hari lalu

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

13 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

14 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

43 hari lalu

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.

Baca Selengkapnya

5 Tersangka Pornografi Anak Jaringan Internasional Ditahan di Lapas Pemuda Tangerang, Ini Peran Masing-masing

26 Februari 2024

5 Tersangka Pornografi Anak Jaringan Internasional Ditahan di Lapas Pemuda Tangerang, Ini Peran Masing-masing

Atas kerjasama dengan FBI, Polres Bandara Soekarno-Hatta memulai penyelidikan kasus pornografi anak itu.

Baca Selengkapnya

Kasus TPPO Video Pornografi Anak Jaringan Internasional, KPAI Dampingi 8 Anak Laki-laki di Jabodetabek

26 Februari 2024

Kasus TPPO Video Pornografi Anak Jaringan Internasional, KPAI Dampingi 8 Anak Laki-laki di Jabodetabek

KPAI mengimbau kepada orang tua agar waspada praktik pornografi anak dan mencurigai orang asing yang memberi tawaran mencurigakan.

Baca Selengkapnya

Kasus Pornografi Anak di Bawah Umur, Polisi Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Muncikari Dekati Korban Lewat Game Online

25 Februari 2024

Kasus Pornografi Anak di Bawah Umur, Polisi Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Muncikari Dekati Korban Lewat Game Online

Modus operandi para muncikari, tersangka kasus pornografi anak yang diungkap Polres Bandara Soekarno-Hatta, dilakukan melalui pendekatan game online.

Baca Selengkapnya

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

24 Februari 2024

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan sebanyak 3.870 video dan 1.245 foto bermuatan pornografi anak laki-laki.

Baca Selengkapnya

Tuduh Biden dan Anaknya Terima Suap dari Ukraina, Eks Informan FBI Didakwa

16 Februari 2024

Tuduh Biden dan Anaknya Terima Suap dari Ukraina, Eks Informan FBI Didakwa

Alexander Smirnov didakwa atas klaim Joe dan Hunter Biden menerima suap dari perusahaan Burisma yang berbasis di Kyiv.

Baca Selengkapnya

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

9 Februari 2024

Wawancara dengan Tucker Carlson, Putin: Rusia Tidak Bisa Dikalahkan di Ukraina

Putin menegaskan penyelesaian perang secara damai hanya akan mungkin terjadi jika Washington berhenti memasok senjata ke Ukraina.

Baca Selengkapnya