TERUNGKAP: Donald Trump Ternyata Punya Banyak Utang

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 22 Agustus 2016 22:13 WIB

Donald Trump mengacungkan ibu jari saat berkampanye di Gallogly Events Center, Universitas Colorado, Colorado, 29 Juli 2016. AP/Evan Vucci

TEMPO.CO, Jakarta - Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times, baru-baru ini berhasil mengungkapkan bahwa perusahaan yang dimiliki oleh Donald Trump memiliki utang sekitar US$ 650 juta (Rp 8,6 triliun). Jumlah tersebut lebih besar dua kali lipat dari jumlah yang diungkapkan dalam catatan publik oleh tim kampanyenya.

Seperti dilansir Independent pada Senin, 21 Agustus 2016, dalam melakukan investigasi tersebut, NY Times bekerja sama dengan perusahaan informasi properti untuk menyelidiki data terhadap 30 perusahaan yang ada hubungannya dengan calon presiden dari Partai Republik dalam pemilu Amerika Serikat itu.

Investigasi NY Times juga menemukan nasib Trump tergantung secara mendalam pada berbagai fasilitas utang yang disediakan pendukung keuangannya, termasuk dari seseorang yang dia kutuk saat berkampanye.

Sebagai contoh, sebuah gedung kantor di Avenue of the Americas di New York, yang sebagian dimiliki Trump, memiliki utang sebesar US$ 950 juta (Rp 12,5 triliun).

Selain itu, sebagian besar kekayaan Trump juga dikaitkan dengan tiga perusahaan yang memiliki utang sebesar US$ 2 miliar (Rp 26,4 triliun) dengan beberapa pemberi pinjaman.

Miliarder itu menggunakan catatan keberhasilan bisnis yang diakuinya senilai US$ 10 miliar (Rp 132,3 triliun) dan mengatakan kesuksesannya itu membuat dia layak untuk menjadi presiden.

Meskipun demikian, Trump menolak desakan dan tekanan, termasuk dari partainya sendiri, untuk mengungkapkan pajak pendapatannya atau penyelidikan itu menunjukkan betapa banyaknya bisnis Trump yang masih menjadi misteri.

Di antara para pemberi pinjamannya itu adalah bank terbesar di Cina (Bank of China) yang dituduhnya sebagai musuh ekonomi Amerika Serikat dan bank investasi Golden Sachs, yang diakuinya membantu pesaingnya, Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

NY Times juga mengatakan bahwa jika terpilih menjadi presiden, maka Trump bisa membuat keputusan yang akan memberi pengaruh besar terhadap kerajaan bisnisnya.

Hasil investigasi tersebut dirilis menyusul penolakan Trump untuk membuka data pajaknya, dengan alasan masih dalam proses audit.

INDEPENDENT | NY TIMES | YON DEMA







Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya