Thailand Waspadai Orang Berkacamata Hitam, Bertopi, dan Ransel

Reporter

Kamis, 18 Agustus 2016 18:10 WIB

Tim medis mengevakuasi korban luka akibat ledakan bom di sebuah resor mewah di distrik Hua Hin, Thailand, 11 Agustus 2016. Belasan korban luka termasuk beberapa turis asing. Dailynews vis REUTERS

TEMPO.CO, Bangkok - Komandan Tertinggi Angkatan Darat Thailand meminta masyarakat waspada dan lebih berhati-hati jika bertemu dengan orang yang memakai kacamata hitam, topi, dan membawa ransel karena kemungkinan mereka adalah pengebom.

Gen Theerachai Nakwanit, Komandan Angkatan Darat, mengatakan hal itu saat berbicara kepada media tentang hasil investigasi insiden rangkaian pengeboman pada Hari Ibu, 12 Agustus 2016.

Warga Thailand, ujar Nakwanit, tidak biasa mengenakan kacamata hitam, topi, dan membawa ransel di ruang publik. Masyarakat diminta membantu militer mencegah pengeboman dengan mengawasi perilaku orang dengan ciri-ciri itu.

Baca: Libur Perayaan HUT Ratu Sirikit, Thailand Diguncang 12 Bom

Nakwanit juga menegaskan bahwa junta militer telah mengendalikan situasi dan mendorong masyarakat untuk melanjutkan kehidupan mereka sehari-hari seperti biasa. "Masyarakat diharapkan kembali beraktivitas seperti sedia kala tanpa harus takut akan apa pun dan tetap mengawasi hal-hal yang tidak normal di sekitarnya. Rakyat Thailand biasanya tidak memakai topi atau kacamata di mal. Ini adalah hal yang cukup aneh. Membawa ransel juga tidak normal. Jadi kita perlu untuk selalu waspada," kata Nakwanit.

Serangkaian bom yang terjadi pada Hari Ibu, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Ratu Thailand, terjadi di lima provinsi Thailand selatan pada Kamis malam dan Jumat pagi pekan lalu. Serangan tersebut menyebabkan empat orang tewas dan melukai puluhan lainnya, termasuk beberapa wisatawan asing.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab meskipun telah ada beberapa penangkapan. Junta militer telah menepikan insiden tersebut sebagai aksi terorisme dan mencurigai serangan itu sebagai sabotase dari pemberontak lokal.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Nasional Thailand Chakthip Chaijinda mengatakan semua bom mirip dengan yang digunakan pemberontak separatis di selatan. Menurut dia, semua serangan itu terkait, khususnya dengan konflik politik di Thailand.

"Kettjuh provinsi di mana insiden terjadi semuanya mendukung rancangan konstitusi," ujar Chakthip. "Bisa saja kelompok yang tidak setuju melakukannya untuk mendiskreditkan atau mereka punya tujuan lain."

PRACHATAI | YON DEMA

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya