Recep Tayyip Erdogan memberi sambutan usai mengikuti salat mayit berjamaah pada sejumlah korban aksi Kudeta Militer Turki di Masjid Fatih, Istanbul, Turki, 17 Juli 2016. (Burak Kara/Getty Images)
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa negaranya siap membuka lembaran baru dengan Rusia sebagai upaya meningkatkan hubungan bilateral yang telah terkoyak. Hal itu disampaikan Erdogan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS, Ahad, 7 Agustus 2016.
"Saya akan melakukan sebuah lawatan heroik, memulai sesuatu yang baru. Pada pembicaraan dengan sahabat Vladimir Putin, saya yakin ada lembaran baru yang akan dibuka untuk mempererat hubungan bilateral. Negeri kami memiliki banyak hal yang bisa dikerjakan bersama-sama," tulis TASS mengutip perkataan Erdogan, yang akan melawat ke Rusia, Selasa, 9 Agustus 2016.
Lebih dari satu juta warga Turki mengibar-ngibarkan bendera kebangsaan warna merah di Istanbul pada Ahad, 7 Agustus, untuk mendukung gerakan anti-korupsi serta pelaksanaan hukuman mati terhadap para pelaku kudeta 15 Juli 2016.
Tidak ada angka resmi mengenai jumlah peserta yang menghadiri unjuk rasa dukungan terhadap pemerintah Presiden Erdogan. Namun media Turki sebagian besar menyebutkan jutaan orang hadir dalam aksi tersebut.
Al Arabiya dalam laporannya, Senin, 8 Agustus, menyebutkan sejumlah pemimpin agama dan tiga partai oposisi Turki turut hadir pada acara tersebut. Bahkan mereka duduk bersebelahan dengan Erdogan, yang tiba di panggung dengan helikopter bersama istrinya.