Presiden Erdogan Akan Menyetujui Hukuman Mati di Turki  

Reporter

Senin, 8 Agustus 2016 09:26 WIB

Recep Tayyip Erdogan memberi sambutan usai mengikuti salat mayit berjamaah pada sejumlah korban aksi Kudeta Militer Turki di Masjid Fatih, Istanbul, Turki, 17 Juli 2016. Aksi kudeta Turki, pemerintah menangkap sejitar 6.000 orang yang ikut terlibat dalam aksi tersebut. (Burak Kara/Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menyetujui kembalinya hukuman mati jika itu didukung oleh parlemen dan publik. Hal itu ia sampaikan kepada ribuan pendukung yang mengibarkan bendera saat berkumpul di Istanbul.

Ribuan orang tersebut berkumpul menyusul kudeta yang gagal pada bulan lalu. Erdogan menegaskan akan membersihkan negara dari semua pendukung ulama yang saat ini berbasis di Amerika Serikat, Fethullah Gulen. Ulama tersebut dianggap sebagai tokoh pemberontak oleh pemerintah Turki. Meski demikian, Gullen menyangkal atas keterlibatannya.

Tokoh agama dan pemimpin dua dari tiga partai oposisi Turki menghadiri rapat umum tersebut. Sedangkan Partai Kurdi tidak diundang. Setidaknya lebih dari 270 orang tewas dalam kudeta pada 15 Juli 2016. Hal tersebut memicu tindakan keras dari pemerintah. Ribuan orang yang diduga sebagai pendukung Gulen telah ditahan dan ada pula dipecat dari pekerjaan pemerintah.

Beberapa negara Barat mengkritisi respons pemerintah atas kudeta. Negara yang tergabung dalam Uni Eropa menolak untuk menerima hukuman mati di negara-negara anggota. Turki sendiri sudah mengajukan diri untuk masuk menjadi anggota negara Eropa tersebut.

"Turki adalah negara parlementer, mereka yang berhak untuk memutuskan hukuman mati. Saya menyatakan sejak awal bahwa saya akan menyetujui keputusan yang dibuat oleh parlemen," katanya.

Erdogan mengisyaratkan akan mengambil langkah-langkah keras di masa mendatang. "Mereka mengatakan tidak ada hukuman mati di Uni Eropa. Tetapi, AS, Jepang, dan Cina menerapkannya," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan sebagian besar negara di dunia menerapkan hukuman mati. Negara-negara tersebut, kata dia, diizinkan untuk menerapkannya. Sedangkan Turki pernah menerapkan hukuman mati, tapi sempat hilang pada 1984. "Kedaulatan milik rakyat, sehingga jika masyarakat membuat keputusan ini, saya yakin partai-partai politik akan mematuhi," katanya.

BBC.COM | LARISSA

Berita terkait

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

15 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

34 hari lalu

Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Siap Mediasi Rusia dan Ukraina

29 Februari 2024

Recep Tayyip Erdogan Siap Mediasi Rusia dan Ukraina

Recep Tayyip Erdogan mengutarakan kesiapan menjadi penengah konflik Rusia-Ukraina.

Baca Selengkapnya

Presiden Turki Erdogan Kirim Surat Ucapan Selamat ke Prabowo

23 Februari 2024

Presiden Turki Erdogan Kirim Surat Ucapan Selamat ke Prabowo

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Ingin Fokus Atasi Krisis di Gaza

13 Februari 2024

Recep Tayyip Erdogan Ingin Fokus Atasi Krisis di Gaza

Dalam kunjungan kerjanya ke dua negara, Recep Tayyip Erdogan memastikan krisis di Gaza akan menjadi fokus pihaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Presiden Klub Ankaragucu yang Pukul Wasit Liga Turki Halil Umut Meler

13 Desember 2023

Polisi Tangkap Presiden Klub Ankaragucu yang Pukul Wasit Liga Turki Halil Umut Meler

FIFA menyatakan pemukulan terhadap wasit di Liga Turki tidak dapat diterima.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan: Menghancurkan Hamas adalah Skenario Tak Realistis

3 Desember 2023

Recep Tayyip Erdogan: Menghancurkan Hamas adalah Skenario Tak Realistis

Recep Tayyip Erdogan memperingatkan kalau tujuan Israel menghancurkan Hamas atau mendepak kelompok itu dari Gaza adalah hal yang tidak terjangkau.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Diseret Erdogan ke Mahkamah Internasional Sebagai Penjahat Perang, Lebih Jauh Soal Penjahat Perang

8 November 2023

Israel Akan Diseret Erdogan ke Mahkamah Internasional Sebagai Penjahat Perang, Lebih Jauh Soal Penjahat Perang

Pernyataan Recep Tayyip Erdogan mengenai penjahat perang sering kita temui dalam catatan sejarah, utamanya mengenai peperangan.

Baca Selengkapnya

Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

6 November 2023

Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

Presiden Turki Erdogan akan melakukan segala cara untuk membawa kasus kejahatan perang yang dilakukan Israel ke ICC. Ini ketegori kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

30 Agustus 2023

9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

Ini kilas balik kemenangan Recep Tayyip Erdogan pada pemiluTurki 2014, yang membuatnya pertama kali dilantik sebagai Presiden Turki.

Baca Selengkapnya