Sejumlah warga Palestina berkumpul melihat sisa-sisa rumah pejuang Hamas Mohammad al-Fakih yang ditembak mati oleh pasukan Israel di desa Tepi Barat Surif, dekat Hebron, 27 Juli 2016. REUTERS/Mussa Qawasma
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan Israel merobohkan rumah di sebelah selatan Tepi Barat milik dua warga Palestina yang dituding menembak empat warga Israel di sebuah klub malam populer di Tel Aviv pada Juni 2016.
Bangunan rumah yang diratakan dengan tanah itu milik Mohammad Makhamrah, 23 tahun, dan sepupunya, Khaled Makhamrah, 21 tahun. Kedua pria itu dituding melakukan tiga aksi, yakni pembunuhan, berkonspirasi membunuh, dan melakukan aksi mematikan.
"Mereka melakukan penyerangan dengan senjata api di Pasar Sarona, rumah makan, dan kafe," tulis Aljazeera, Kamis, 4 Agustus 2016. Angkatan Bersenjata Israel juga mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan rumah sepupu pelaku serangan di Yatta, selatan Hebron.
"Semalam, sesuai dengan arahan pemerintah, pasukan keamanan menghancurkan kediaman dua teroris yang melakukan serangan di Pasar Sarona pada 8 Juni 2016, yang menyebabkan empat warga sipil tewas dan beberapa korban lainnya luka-luka," kata juru bicara militer Israel.
Aljazeera, dalam laporannya mengutip sumber Palestina, menyebutkan rumah Khaled Makhamrah dihancurkan oleh militer Israel dengan buldoser, sedangkan rumah sepupunya diluluhlantakkan dengan ledakan bom.
"Kedua orang saudara sepupu itu ditangkap di tempat kejadian, saat itu pula mereka ditahan pasukan keamanan Israel," demikian dilaporkan Aljazeera.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.