Seorang pria memberikan bunga tanda simpati bagi korban penyerangan kepada polisi di Russell Square, London, 4 Agustus 2016. REUTERS/Neil Hall
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Inggris menduga pelaku serangan dengan belati yang menyebabkan satu orang tewas dan lima orang luka-luka di London pada Rabu, 7 Agustus 2016, mengalami gangguan mental.
Pelaku yang berkelamin laki-laki berusia 19 tahun itu kini ditahan oleh polisi karena didakwa melakukan pembunuhan menyusul penyerangan yang dilakukan di Lapangan Russell, pusat Kota London.
"Indikasi awal menunjukkan pelaku mengalami gangguan mental. Meski demikian, kami masih memiliki peluang membongkar motivasi serangan tersebut," kata seorang perwira senior kepolisian, Mark Rowley, Rabu, 3 Agustus 2016.
Dalam pernyataan sebelumnya, Rowley berkata ada kemungkinan serangan tersebut berkaitan dengan terorisme, namun masih dalam penyelidikan.
Lapangan Russell adalah sebuah kawasan wisata paling sibuk. Di kawasan ini, sejumlah hotel menjulang tinggi berdiri juga dekat dengan Museum Inggris dan Universitas London.
Serangan menggunakan belati itu mengakibatkan seorang perempuan berusia 60 tahun mengalami luka-luka serius di tempat kejadian. Tapi kabar terakhir menyebutkan dia meninggal. Sedangkan dua perempuan lainnya dan tiga pria juga mengalami cedera.
"Dua orang yang menjadi korban serangan di Lapangan Russell sedang dirawat di rumah sakit. Adapun tiga korban lainnya diperkenankan pulang," kata polisi. ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.