Duterte Ancam Tembak Mati, Wali Kota Ini Pilih Serahkan Diri  

Reporter

Selasa, 2 Agustus 2016 19:56 WIB

Seorang pengguna atau penjual narkoba, memberikan cap sidik jarinya saat menyerahkan diri pada pihak berwenang di Tanauan Batangas, Filipina, 18 Juli 2016. Ratusan orang ini menyerahkan diri karena kampanye pemberantasan narkoba oleh presiden Rodrigo Duterte. REUTERS/Erik De Castro

TEMPO.CO, Manila - Rolando Espinosa Sr, Wali Kota Albuera, Leyte, Filipina, yang dicurigai terlibat dalam perdagangan narkotik, akhirnya menyerahkan diri ke pihak berwenang. Presiden Rodrigo Duterte lebih dulu mengeluarkan peringatan untuk Espinosa dan anak laki-lakinya: menyerah atau ditembak mati.

"Wali Kota Espinosa telah menyerah dan sekarang berada di bawah tahanan Gen Dela Rosa," kata juru bicara Presiden Ernesto Abella, seperti dilansir Rappler pada Selasa, 2 Agustus 2016.

Penyerahan diri Espinosa dilakukan hanya sehari setelah Duterte mengeluarkan ancaman tembak di tempat jika dia dan anaknya, Kerwin Espinosa, menolak penangkapan dan menolak untuk menyerahkan diri dalam waktu 24 jam. Adapun anak Espinosa, Kerwin Espinosa, masih buron.

Seruan penangkapan Espinosa dikeluarkan setelah staf Espinosa terjaring dalam sebuah operasi antinarkotik. Petugas berhasil menyita sabu-sabu senilai 1,9 juta peso Filipina (Rp 528,3 juta).

Dalam operasi tersebut, dua pengawal dan tiga karyawan wali kota itu juga ditangkap. Namun empat lainnya melarikan diri ke rumah Kerwin Espinosa dan mengunci pintu gerbang.

Dalam kesempatan berbeda, penasihat hukum Duterte mengumumkan kini Presiden telah memegang nama 27 pejabat daerah yang diduga terlibat perdagangan obat-obatan terlarang. Data yang berhasil dikumpulkan pihak intelijen akan dirilis secara resmi oleh Duterte pada Selasa malam atau Rabu.

Panelo, yang menolak membocorkan nama-nama pejabat tersebut sampai ada pengungkapan resmi, mengatakan banyak dari nama-nama itu yang berasal dari provinsi dan keluarga terkemuka. Duterte secara pribadi mengenal beberapa nama di dalamnya.

Sejauh ini, sejak mantan Wali Kota Davao tersebut menyatakan perang terhadap narkoba, sebanyak 60 ribu orang telah menyerahkan diri dan ratusan lain ditembak mati karena berusaha melawan saat penangkapan.

RAPPLER | INQUIRER | YON DEMA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya