Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bersama Kolonel Ali Yazici. yenisafak.com
TEMPO.CO, Jakarta - Turki menahan sebelas tentara buron dan mengejar 311 anggota militer, termasuk sembilan jenderal, yang disangka terlibat dalam percobaan kudeta pada Jumat, 15 Juli 2016.
Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengatakan mereka akan dikeluarkan atau dipecat sebagai anggota militer. "Para buron diyakini masih berada di Turki," ucapnya kepada televisi CNN Turki, Senin, 1 Agustus 2016.
Al Jazeera dalam laporannya, Selasa, 2 Agustus 2016, menulis, sebelas serdadu ditahan pihak berwajib pada Senin, 1 Agustus 2016, karena kuat dugaan terlibat makar dengan menyerang hotel Presiden Recep Tayyip Erdogan selama insiden kudeta.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Turki pada hari yang sama menunjuk kembali 167 jenderal untuk menempati posisi lain.
Perubahan tugas tersebut berdasarkan empat keputusan yang ditandatangani Presiden Erdogan sejak mengumumkan negara dalam keadaan darurat disertai pemecatan terhadap 94 jenderal Angkatan Darat, 22 laksamana Angkatan Laut, 44 marsekal Angkatan Udara, dan tujuh pejabat militer lain.
Erdogan menuduh Fethullah Guelen, pengusaha Turki yang kini berada di Amerika Serikat, berada di balik kudeta gagal tersebut.
Lebih dari 60 ribu orang yang terdiri atas anggota militer, pegawai kehakiman, pegawai negeri sipil, guru, dan dosen telah ditahan. "Mereka ditahan atau dalam penyelidikan mendalam petugas keamanan sejak insiden makar berlangsung," lapor Al Jazeera.