TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan terhadap aparat kepolisian di Amerika Serikat kembali terjadi. Beberapa polisi dilaporkan tertembak di Baton Rouge, Louisiana, Ahad, 17 Juli 2016. Casey Rayborn Hicks, juru bicara Kepolisian Baton Rouge Timur, seperti dikutip oleh The Guardian, membenarkan insiden itu.
Penembakan tersebut terekam kamera video. Penembakan terjadi di dekat jalan tol dan sebuah tempat pencucian mobil.
Wali Kota Baton Rouge Timur Kip Holden mengatakan setidaknya tiga aparat kepolisian tewas dalam insiden ini. "Segalanya berjalan sangat cepat dan saya belum bisa memberi verifikasi," kata Holden seperti dikutip CNN.
Belum dapat dipastikan siapa pelaku penembakan dan jumlah korbannya. Insiden ini terjadi saat Amerika Serikat menghadapi situasi konflik antara kepolisian dan warga kulit hitam.
Hal tersebut bermula saat polisi menembak mati Philando Castile di Minnesota dan Alton Sterling di Louisiana pada 5 dan 6 Juli 2016. Aksi ini dibalas dengan penembakan terhadap anggota polisi di Dallas pada 7 Juli 2016, yang mengakibatkan lima polisi tewas.
Penembakan terhadap polisi dilakukan sniper saat demonstrasi memprotes penembakan Castile dan Sterling. Pelaku penembakan polisi diduga menjalankan aksi brutal ini untuk membalas dendam kepada aparat kepolisian.
CNN | THE GUARDIAN | EGI ADYATAMA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya